Keajaiban Sedekah! Prajurit TNI AD Ini Bisa Berangkatkan Ibunda Haji usai Berikan Honor ke Anak Yatim

Lulus SMA dia sempat merenung. Dengan melihat kondisi ekonomi keluarga, tak mungkin baginya untuk kuliah. Beruntung saat itu, teman sebangkunya mengajak dia masuk Akabri (kini Akademi Militer).

Lucunya, ketika itu dia mengetahui apa itu Akabri. Maklum karena saat itu media tidak sebanyak sekarang. Koran di Lasem pun terbatas.

“Saya tidak tahu Akabri, yang saya tahu Marinir,” kata Susilo dalam tayangan Youtube TNI AD, dikutip Minggu (20/6/2021).

Keajaiban Sedekah

Susilo merupakan potret tentara yang sangat mencintai dan menghormati ibunya. Setelah ayahnya tiada, praktis sang Ibunda yang menjaga dan membesarkan anak-anaknya.

Tak mengherankan setiap berbicara tentang jasa ibu, dia akan menitikkan air mata. Suaranya menjadi tercekat. Bagi Susilo, Sang Ibunda merupakan bidadari baginya. Seorang bidadari lainnya yaitu Tini, sang istri.

Atas kecintaannya pada orangtua, suatu ketika dia bertekad untuk memberangkatkan Ibunda pergi haji. Ada pengalaman tersendiri bagaimana doa dan tekadnya itu terkabul.

“Pada 2016 saya menjadi Dandim di Kodam IV Diponegoro (Dandim 0721/Blora). Saya mendapat undangan untuk ceramah wawasan kebangsaan pada siswa sekolah,” kata Susilo.

Dalam setiap kegiatan seperti itu, salah satu kebiasannya yaitu menanyakan siapa di antara siswa yang merupakan anak yatim. Saat itu ada 30 orang mengangkat tangan.

“Terus (saya tanya lagi), siapa yang ditinggal ibunya setelah lahir, angkat tangan. Ada satu orang, tinggal satu orang ini,” kata dia.

Siswa itu menceritakan ibunya meninggal ketika dia berumur dua tahun. Ayahnya meninggal saat dirinya masih di kandungan. Sejak itu dia dirawat oleh neneknya.

Pada siswa tersebut, Susilo lantas menanyakan apa keinginannya untuk dapat membahagiakan sang nenek. Bocah itu menceritakan selama ini neneknya berjualan. Seandainya mendapat rezeki, dia berkeinginan menjadikan uang itu sebagai tambahan modal bagi neneknya.

Mendengar cerita itu Susilo pun tersentuh. Dia kembali mengajak berdialog.

“Adik punya keinginan, saya juga punya keinginan. Hari ini adik ingin membantu neneknya, memberikan modal untuk jualan. Saya juga, saya ingin bagaimana memberangkatkan ibu saya pergi haji,” kata Susilo.

Mantan Wadan Yonif 410/Alugoro itu kemudian berbicara dengan pihak sekolah. Dalam kegiatan seperti itu lazimnya tamu yang diundang mendapat honorarium. Begitu pula Susilo.