Kemarahan Jokowi, Drama Yang Unfaedah

Eramuslim.com – Presiden Joko Widodo dinilai kembali menjalankan dramaturgi politik setelah marah-marah kepada para menterinya saat rapat kabinet pada 18 Juni kemarin.

Saat ini, Presiden Jokowi kembali melakukan dramaturgi dalam rapat terbatas percepatan penyerapan anggaran pada 7 Juli kemarin.

Begitu yang disampaikan analis sosial politik Universitas Negeri Jakarta, Ubedilah Badrun usai melihat video yang diunggah di akun YouTube Sekretaris Presiden.

Menurut Ubedilah, Presiden Jokowi tengah menakut-nakuti para menterinya untuk menutupi kegagalannya memimpin.

“Itu menakut-nakuti para Menteri untuk menutupi kegagalan dirinya dalam memimpin. Ini secara teoritik bisa dikategorikan sebagai Dramaturgi politik. Setelah drama marah-marah di sidang kabinet kemudian dilanjutkan dramaturginya di dalam rapat terbatas (ratas),” ucap Ubedilah Badrun kepada Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (9/7).

Dramaturgi tersebut kata Ubedilah, akan berdampak memunculkan dramaturgi berikutnya. Yang paling memungkinkan ialah dilakukan oleh para menterinya Jokowi.

“Semua dramaturgi itu biasanya akan memunculkan dramaturgi berikutnya,” kata Ubedilah.

Ubedilah pun menyontohkan hal tersebut sudah terjadi setelah video Presiden Jokowi marah-marah muncul. Dimana, banyak menteri yang melakukan hal serupa yang tidak biasanya.

“Apa yang dilakukan Menkumham dan Mentan, dan lain-lain itu juga adalah dramaturgi yang dipertontonkan untuk merespon dramaturgi Presidennya,” terang Ubedilah.

Bukan tanpa alasan, Presiden Jokowi kata Ubedilah, dinilai sudah merencanakan hal tersebut dengan baik. Namun, tidak berdampak pada reshuffle seperti video marah-marah yang sebelumnya.

“Saya sebut Jokowi lakukan dramaturgi karena ternyata marahnya direncanakan dengan baik dan tidak berdampak serius pada evaluasi dan reshuffle kabinet. Rekaman marahnya saja baru di publis setelah 10 hari berlalu,” pungkas Ubedilah. []