Kemungkinan Jamaah Haji Berangkat Tahun Ini Kecil

“Masjidil Haram tetap dihidupkan, diselenggarakan salat lima waktu, salat tarawih dan taadarus, namun hanya bagi manajemen Masjidil Haram, yang jumlah karyawannya cukup banyak, sampai ribuan, namun tidak dibuka untuk umum,” katanya.

Sementara, salah seorang pengusaha travel haji dan umrah di Jakarta juga mengatakan hal senada. “Saya melihatnya tidak mungkin akan ada haji tahun ini, dengan virus corona yang masih mewabah, ini tidak mungkin selesai dalam waktu satu atau dua bulan ini, sementara haji itu bulan Juli sudah mulai, tanggal 24 Juli itu wukuf,” kata Nasril Nazir, pemilik usaha travel haji dan umrah di Gondangdia, Jakarta.

 

“Pemberangkatan itu dari dua bulan sebelumnya harus ada persiapan pemberangkatan, dan juga dari Arab Saudi sendiri belum ada persiapan sama sekali, mengarah untuk ibadah haji, jadi ya saya perkirakan tidak berangkat tahun ini, tidak ada haji tahun ini,” imbuhnya.

“Pemberangkatan itu dari dua bulan sebelumnya harus ada persiapan pemberangkatan, dan juga dari Arab Saudi sendiri belum ada persiapan sama sekali, mengarah untuk ibadah haji, jadi ya saya perkirakan tidak berangkat tahun ini, tidak ada haji tahun ini,” imbuhnya.

Pihaknya lanjut Nasril, juga kesulitan menghubungi rekanannya di Arab Saudi, seperti pengusaha hotel dan transportasi haji.

“Ini juga untuk reservasi hotel dan segala macam tidak bisa dilakukan sekarang. Pihak-pihak ini juga belum mendapat pemberitahuan dari pemerintah Arab Saudi, baik hotel maupun transportasi yang akan dipergunakan, sehingga kita juga tidak bisa membuat kontrak akomodasi hotel dan kontrak lainnya,” kata dia.

“Tidak ada (pihak) yang menerima untuk kita membuat reservasi untuk haji, dari awal tahun ini kan kita sudah reservasi untuk haji, malah ada yang sudah deposit, tapi sekarang semua ditunda. Hotel juga belum ada lagi yang bekerja, di Makkah dan Madinah. Rekanan (kami) tidak ada yang bisa dihubungi karena mereka tidak ada yang bekerja,” tutup dia.

Di lain pihak, Kementerian Agama (Kemenag) masih sebatas langkah mencari tahu kepada pemerintah Arab Saudi soal kepastian ibadah haji tahun ini melalui kanal-kanal diplomatik, baik di Jakarta maupun melalui Konsul Haji Konsulat Jenderal (Konjen) RI di Jeddah.

“Kalau proaktifnya sudah, minggu lalu Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Dirjen PHU) sudah mengirimkan surat melalui Kemenlu untuk meminta informasi tentang kepastian haji, tapi sampai sekarang kan memang belum ada pengumuman resminya,” ungkap juru bicara Kemenag, Oman Fathurahman.

Indonesia, menurut Oman, belum mengambil keputusan karena pertimbangan yang lumayan kompleks. “Pertimbangannya itu dari segi jamaah. Kalau kita tanyakan itu masih ada yang ingin tetap berangkat, walaupun tentu juga banyak yang bisa menerima kalau seandainya tidak berangkat.

“Yang kedua, sudah ada arahan dari Presiden Jokowi, kita diminta untuk menunggu sampai setidaknya 1 Juni, jadi secara kebijakan negara ya seperti itu, Jokowi ingin melihat perkembangan terakhir di Indonesia dan Arab Saudi sampai 1 Juni,” jelasnya.

Indonesia tahun ini rencananya mengirim 221.000 orang jamaah haji, salah satu yang terbanyak di dunia, dengan 203.320 di antaranya adalah kuota haji reguler.

Kementerian Agama (Kemenag) telah memperpanjang masa pelunasan haji tahap kedua sampai 29 Mei dari yang semula 12-20 Mei 2020.

Meski kepastian keberangkatan jamaah haji tahun ini belum diketahui, Kemenag mengklaim jamaah haji sebaiknya melunasi biaya haji mereka. Sudah 96,9 persen jamaah melunasi biaya haji sampai 24 Mei, kata Kemenag. (Okz)