Ketua BEM UI Zaadit Taqwa Diganjar Shafa Young Activist Award 2018

Eramulism.com – Pemberian kartu kuning kepada Jokowi di aula Kampus UI satu bulan lalu memantik kesadaran rakyat Indonesia jika mahasiwa masih peduli dan masih bersama rakyat dalam memperjuangkan cita-cita proklamasi. Aksi meniup peluit dan pemberian kartu kuning ini, walau terlihat sederhana, namun memiliki pesan kuat dalam bahasa simbol yang mengatakan jika tiga tahun masa kepemimpinan Jokowi tidak biasa-biasa saja. Kartu kuning adalah simbol peringatan. Jika tidak dihiraukan, maka bukan tidak mustahil akan diberikan kartu merah.

Aksi Ketua BEM UI Zaadit Taqwa yang sederhana, namun sarat makna dan bermartabat, telah memantik kesadaran para mahasiswa di tanah air jika mereka tidak lagi boleh diam dalam menyikapi kondisi bangsa dan negara yang semakin lama semakin mendekati jurang kebinasaan, nyaris menjadi The Failed State. Aksi Zaadit telah menjadi peluit yang menggerakkan aktivis mahasiswa lainnya untuk terus memelihara kesadaran dan daya kritis terhadap para pejabat yang banyak mulai mengkhianati konstitusi dan cita-cita proklamasi NKRI.

Atas keberanian itulah, Shafa Community yang berada di bawah binaan Dr. Arief Munandar, memberikan Shafa Young Activist Award 2018 kepada Ketua BEM UI Zaadit Taqwa di akhir sesi diskusi “Nalar Kritis Generasi Milenial di Era Digital” bertempat di Auditorium Gedung X, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (FIB) Universitas Indonesia, Depok (10/2).

Setelah menerima award, Zaadit menegaskan jika award tersebut bukan hanya untuk dirinya, namun untuk seluruh aktivis mahasiswa yang saat ini masih memiliki kepedulian terhadap nasib bangsa dan negara, dan ikut bergerak dalam mengingatkan pemerintah jika berjalan melenceng dari garis konstitusi.

Miftah Sabri, CEO Selasar, yang menjadi salah satu pembicara mengatakan, “Aksi Zaadit telah menohok langsung bahasa simbol yang selama ini dilakukan Jokowi. Jika Jokowi dulu berkampanye dengan Kartu Pintar dan Kartu Sehat, maka dengan ceras Zaadit kini telah meresponnya dengan memberikan Kartu Kuning.” Semoga mahasiswa Indonesia bisa kembali menjadi penggerak roda sejarah, yang akan melindas siapa pun yang mencoba menghentikan laju geraknya. [rz]