Ketua MPR: Awas, Istilah “Mahar” Dalam Politik Sudutkan Islam

Eramuslim – Ketua Umum DPP PAN Zulkifli Hasan mengkritik penggunaan istilah ‘Mahar Politik’ terkait dengan permintaan sejumlah uang kepada bakal calon kandidat yang ingin diusung dalam perhelatan pemilihan kepala daerah, baik gubernur, bupati maupun walikota.

“Begini ya, istilahnya mahar itu hati-hati. Mahar itu kalimat sakral, itu seolah-olah menyudutkan Islam. Mahar itu digunakan dalam pernikahan, itu ada maharnya, jadi kegiatan suci. Kenapa enggak dikatakan ‘suap politik’ saja. Kenapa mesti menyudutkan Islam,” kata Zulkifli di Komplek Parlemen, Senayan, Selasa (16/1).

Zulkifi mengungkapkan bahwa di internal partai berlambang matahari putih tidak pernah melakukan permintaan dana kepada calon yang akan didukung atau suap politik. Sebab, tidak dibenarkan dalam aturan perundang-undangan yang ada untuk meminta uang kepada calon yang diusung.

“Akan tetapi dalam operasional seperti kemarin di Jawa Tengah, saya konsolidasi untuk Sudirman Said kita buat enam titik konsolidasi internal partai. Itu enam, eh lima titik, 13 ribu kader-kader mulai dari desa. Perlu makan nasi kotak, kami urunan. DPRD, DPR, kami urunan, DPP kami menyumbang. Tapi kandidat juga memberikan transport. 100 ribu per anggota per orang yang datang,” jelas ketua MPR.

“Jadi kandidat menyumbang untuk ongkos pulangnya sebagai relawan untuk nanti membantu. Sebanyak 13 ribu banyak juga. Saya kalau itu, kalau untuk pemenangan kita oke, tapi kalau minta uang, suap, tidak,” ujarnya menegaskan. (Akt/Ram)