Ketum PA 212 Tersangka, GNPF-U: Kok Seolah Menarget yang Tak Sejalan

Eramuslim – Ketua Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Ulama (GNPF-U) Yusuf Martak mengaku heran atas penetapan tersangka Ketum PA 212 Slamet Maarif dalam kasus dugaan pelanggaran pemilu. Yusuf menyebut Slamet seolah-olah menjadi target dari pihak-pihak yang tak sejalan.

“Jadi ini kan sebenarnya Ustaz Slamet itu kan diundang sebagai pribadi. Dan di situ ada tablig akbar, jadi tidak ada unsur-unsur black campaign. Mungkin ada… Diambillah alasan-alasan dengan ujaran-ujaran yang berkaitan dengan kampanye, padahal tidak ada. Nah, sudah diperiksa oleh Bawaslu, tiba-tiba dipanggil, mendapat panggilan dari Polresta Solo, terus tiba-tiba setelah diperiksa pada Kamis lalu. Kemarin keluarlah surat ditetapkan sebagai tersangka,” kata Yusuf kepada wartawan, Senin (11/2).

“Pertanyaannya sekarang, apakah seurgen itu, apakah sepenting itu. Kenapa kok seolah-olah ada kesan menarget orang yang tidak sejalan, atau orang-orang yang berada di oposisi, apakah itu terjadi ketidak-gentleman-an, kecuali menghujat, menjelek-jelekan nama orang atau pimpinan. Ini kan tidak,” sambungnya.

Yusuf menyebut kasus yang menjerat Slamet sebagai bentuk kriminalisasi. Kasus ini juga, sambung Yusuf, memperlihatkan kepanikan dari kelompok tertentu.

“Ya, kalau sudah bentuknya semacam target, berarti tidak beda kriminalisasi namanya kan. Jadi kenapa harus ada arti kata seluruhnya prosesnya dipercepat, semuanya dipercepat, targetnya dipercepat, dari saksi tersangka dipercepat. Nah, ini ada apa? Terlihat sekali kepanikan itu. Ini kan anak bangsa juga, warga negara juga. Apakah warga negara sudah selevel Ustaz Slamet ini dianggap bukan warga negara kelas satu? Kelasnya sudah diturunkan menjadi warga negara nomor dua? Nggak ngerti saya,” ujar dia.

Dia mengatakan Slamet akan memenuhi panggilan polisi terkait kasus pelanggaran pemilu itu. Sejumlah massa juga akan mengawal proses pemeriksaan Slamet.