KH Salahuddin Wahid : Struktur NU Tak Boleh Instruksikan Pilih Jokowi-Maruf

Eramuslim – Dinamika politik menjelang pelaksanaan Pemilu 2019 kian menghangat. Dinamika itu tidak saja terjadi di kalangan partai politik dan tim suksesnya, namun juga mewabah di organisasi kemasyarakatan, tak terkecuali di Nahldatul Ulama (NU).

Pengasuh Pondok pesantren Tebu Ireng, Jombang Jawa Timur, KH. Salahuddin Wahid, yang juga cucu pendiri NU KH Hasyim Asy’ari menyerukan dalam momentum politik seperti Pemilu 2019 ini seharusnya NU berada tetap berada rel khitahnya. Ia tidak sepakat jika NU masuk terlalu jauh dalam urusan politik praktis.

“NU harus masuk di wilayah masyarakat sipil. Karena NU berperan sebagai masyarakat sipil, membuat NU dihargai orang,” kata Gus Solah, sapaan akrabnya, saat berbincang dengan INILAH.COM, Kamis (21/3/2019).

Adik kandung Presiden KH Abdurrahman Wahid ini juga gelisah atas tindakan struktur NU yang terlalu jauh masuk dalam urusan politik praktis. Ia mencontohkan instruksi elit NU agar warga NU memilih pasangan Jokowi-Ma’ruf merupakan tindakan yang berlebihan.

“Saya pikir, itu tidak boleh dilakukan. Padahal, kalau warga NU didiamkan, asalnya akan pilih Pak Ma’ruf. Tetapi karena NU menekan, maka akan ada reaksi, apalagi dengan cara seperti yang disampaikan KH Anwar Iskandar,” sesal mantan komisioner Komnas HAM ini.