Komando Punya Cita-Cita “Buy Back Indonesia”

Eramuslim.com – Kalangan profesional dalam musyawarah pendirian menunjuk Cholil Hasan sebagai Ketua Koperasi Masyarakat Madani Indonesia (Komando).

Komando adalah koperasi syariah yang lahir sebagai spirit Gerakan 212.  Komando melengkapi kehadiran pendahulunya yakni Koperasi Syariah 212.

“Mari kita sama-sama kembangkan Komando,” kata Cholil pada sambutannya di Rumah Polonia Sabtu (18/2).

Cholil saat ini adalah Presiden Direktur PT Asuransi Kresna Mitra Tbk. dan ia akan mengundurkan diri dalam waktu dekat. Sebelumnya ia sempat menjadi Dirut PT AJB Bumiputera 1912, Dirut PT Bank International Indonesia Tbk, Direktur Keuangan PT Semen Gresik Tbk. Dia juga pernah di Bank Mandiri dan Bank Bumi Daya.

Selain Cholil, duduk sebagai Sekretaris Tengku Shahindra, Bendahara Windya, Pengawas Internal Dharmawati.

Sedangkan bertindak sebagai Ketua Dewan Pengawas dipercayakan kepada Eka Gumilar, pendiri dan penggagas Koperasi Syariah 212. Sedangkan Anggota Dewan Pengawas ditunjuk Brigjen Pol. Dede Jayalaksana.

Buat Cholil, Komando adalah pengalaman pertamanya berkoperasi. Mayoritas waktunya diminta untuk memperbaiki perusahaan, seperti BII dan Bumiputera, memberesi kantor BBD New York.

“Jadi saya lebih sering diminta dan tak pernah memilih pekerjaan, hikmahnya banyak teman dan pengalaman. Komando adalah pengalaman pertama saya mengembangkan koperasi syariah,” jelasnya.

Cholil bermodalkan struktur pengurus yang terbatas nantinya akan menyempurnakanstruktur sehingga bisa melayani Komando secara nasional.

“Kami butuh pengurus yang berintegritas, kompeten dan memiliki motivasi,” jelasnya di hadapan 50 Dewan Pendiri.

Sementara Tengku menambahkan, Komando akan fokus pada kegiatan utama yakni agribisnis dan industri. Sedangkan kegiatan pendukungnya adalah perdagangan dan distribusi. Sedangkan kegiatan lainnya adalah di bidang keuangan dan non keuangan.

Dalam rencana bisnis Komando, kata Tengku, akhir 2017 Komando diharapkan sudah mampu merekrut 30.000 anggota secara nasional dengan aset Rp300 miliar. Pada 2018 jumlah anggota naik menjadi 300.000 dengan total aset kelolaan Rp3 triliun.

Pada 2019, lanjut dia, total aset akan digenjot menjadi Rp30 triliun dengan melibatkan 3 juta anggota. “Kami berharap pada 2020, Komando sudah bisa punya aset Rp300 triliun dengan total anggota 30 juta,” jelasnya.

Buy back Indonesia

Sementara Ketua Dewan Pengawas Eka Gumilar menyampaikan keprihatinannya atas kondisi ekonomi Indonesia yang dikuasai pihak asing dan konglomerat. Mulai dari energi, pangan, air, lahan dan sumber daya lainnya sudah dikuasai mereka.

Bahkan, katanya, sudah ada informasi dari kalangan TNI akan adanya proxy war yang akan dimenangkan para pemodal.

Itu sebabnya, kata Eka, Komando hadir dengan prinsip syariah untuk menyemangati ummat Islam agar sadar, bangkit dan mencegah itu semua.

“Semoga kehadiran Komando bisa bernilai ibadah,” paparanya.

Cita-cita Komando, kata Eka, lahan-lahan yang sudah terlanjur dibeli konglomerat akan dikuasai kembali. Di tanah itu akan dibangun kampung-kampung madani, kampung mandiri secara ekonomi.

“Dengan modal Komando semakin besar, maka kita mampu membeli kembali tanah kita sendiri. Kita canangkan buy back Indonesia,” tegasnya.

Eka menceritakan banyak tanah rakyat kecil dibeli oleh konglomerat hanya seharga Rp20.000 per meter. Lalu konglomerat menjualnya hingga Rp12 juta per meter.

“Kita beli kembali, bangun kampung madani, bangun kembali NKRI. Inilah yg namanya ketahanan NKRI,” jelasnya.

Kegiatan ke depan, kata Eka, Komando juga akan aktif mengakuisisi PT-PT di bawah manajemen koperasi syariah. Tapi semua berpulang pada kesadaran ummat Islam, apakah ingin sama-sama berjuang mengangkat martabat NKRI yang sudah terbeli itu.

Nah, Anda siap bergabung ? Silahkan gabung melalui website resmi komando :

Www.komando.co.id

Komando belum menerima dana apapun sebelum legalitas jadi. (kl/pm)