Konflik Budaya dan Agama Hambat Laju Investasi di Asia Pasifik

Pidato Paus Benediktus XVI yang sudah menimbulkan reaksi keras umat Islam di berbagai negara akan menjadi salah satu pembahasan dalam Simposium Antar Budaya dan Antar Agama, negara-negara Asia Pasifik yang tergabung dalam APEC, yang akan diselenggarakan pada tanggal 5-6 Oktober 2006, di Yogyakarta.

Dirjen Asia Pasific Departemen Luar Negeri Primo Aluijoelinato dalam jumpa pers, di Departemen Luar Negeri, Jakarta, Selasa (3/10) menyatakan, "Saya belum tahu persis apakah itu akan dibahas, tetapi dalam perjalanan akan disinggung."

Menurutnya, kawasan Asia Pasifik sedang menghadapi tantangan yang ditimbulkan akibat mispersepsi budaya dan agama, sehingga menghambat laju perdagangan dan investasi, karena itu diperlukan langkah kongkrit menghadapi masalah tersebut.

Primo mengatakan, untuk mendapatkan masukan dalam hal penyelesaian konflik yang terkait dengan isu keagamaan, dua tokoh Muhammadiyah yakni Ketua Umum PP. Muhammadiyah Din Syamsuddin serta mantan Ketum PP. Muhammadiyah Syafii Ma’arif dipastikan akan ikut hadir dalam Simposium tersebut.

"Ulama-ulama yang akan diundang antaranya Syafii Ma’arif dan Din Syamsudin, sedangkan Ustad Abu Bakar Ba’syir untuk sementara tidak diundang dulu," ujarnya menanggapi pertanyaan wartawan apakah Amir Majelis Mujahid ini akan diundang dalam simposium yang bertema “APEC Inter-cultural and Faith Symposium”.

Dari pertemuan ini diharapkan, konflik budaya dan agama tidak akan mempengaruhi perkembangan investasi dan perdagangan di kawasan Asia Pasifik, sebab sudah ada saling pengertian, kepercayaan, dan saling menghormati perbedaan yang ada melalui jalur dialog antara anggota. Dan rekomendasi dari pertemuan ini akan dibawa pada pertemuan puncak Negara-negara Asia Pasific Economic Cooperation (APEC) di Hanoi Vietnam, bulan November mendatang.

Selain menghadirkan pembicara dari Indonesia, pembicara terkemukan dari China, selandia Baru, Meksiko, Rusia, Filiphina dan AS akan berpartisipasi dalam acara tersebut. (novel)