Kurs Dollar Menuju Rp.16.000,-

Seperti halnya yg terjadi di Itali, CAD yg melampaui 3% dan diiringi dengan defisit APBN, telah mampu mengguncangkan ekonomi Itali. Hal yang sama sebenarnya sedang di hadapi keuangan Indonesia.
Sementara itu sentimen sentimen negatip membentang didepan mata atau pasar valas Indonesia yg semuanya mengarahkan pada pelemahan rupiah.

Pertama, utang jangka pendek valas kita yang USD50Miliar yang berarti pasar valas akan berebut dolar.

Kedua, aliran dana masuk untuk investasi portofolio kenegara negara berkembang dalam 2 (dua) tahun ini di taksir akan berkurang USD70Miliar. Sejak tahun 2010 Indonesia adalah salah satu penikmat utama aliran dana hot money ini, sehingga pasti akan sangat terpukul.

Ketiga, akan terjadi penurunan nilai portofolio di pasar global yang berarti semakin sulit bagi pemerintah maupun swasta menerbitkan surat utang. Lagi lagi Indonesia yang selama ini menikmati hot money global ini akan semakin sulit menerbitkan surat utang dan harus membayar bunga mahal atas surat utangnya. Sekarang saja yield surat utang negara sudah diatas 8%.