Eramuslim.com – Sebanyak delapan tokoh nasional ditangkap aparat Kepolisian dengan tuduhan makar. Tudingan aparat tersebut dibantah.
“Mereka itu tidak makar,” jelas aktivis senior yang juga mantan Wakil Ketua DPD RI Laode Ida dalam pesang singkat malam ini.
Laode Ida menjelaskan para tokoh tersebut hanya menggunakan kata-kata revolusioner sebagai penggugah semangat juang aktivis untuk menuntut adanya Sidang Istimewa DPR/MPR guna kembali ke UUD 1945.
Karena mereka menilai hasil amandemen UUD 1945 benar-benar menjadi latar belakang destruktif kebangsaan Indonesia pada saat ini.
“Pada sisi lain, benar pula bahwa mereka semua kecewa atas kelemahan pemerintahan Jokowi dalam hal kebangsaan Indonesia yang konstruktif,” ucap Komisioner Ombudsman RI ini.
Menurutnya, kekecewaan seperti itu biasa disampaikan dalam bentuk demo dengan metode orasi protes termasuk amarah dan sebagainya. “Untuk itu Jokowi harus tebal kuping sebagai konsekuensi menjadi Presiden RI di era demokrasi,” tandasnya. (lk/rmol)
