Lieus: Pidato Prabowo Cermin Nasionalis Sejati

Eramuslim.com -Beberapa hari belakangan ini media massa dan lebih-lebih media sosial diramaikan dengan pernyataan para haters yang membully Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto terkait pernyataannya tentang bakal pecahnya Indonedia tahun 2030. Bahkan sejumlah tokoh politik ikut-ikutan pula menuding pernyataan Prabowo tersebut sebagai kekhawatiran yang berlebihan.

”Padahal pernyataan Pak Prabowo itu mestinya ditanggapi sebagai warning. Peringatan bagi kita semua agar ramalan seperti yang ditulis PW Singer dan August Cole dalam Novel Novel Ghist Fleet yang terbit tahun 2015 itu tidak terjadi,” ujar Koordinator Forum Rakyat, Lieus Sungkharisma.

Menurut Lieus, pernyataan Prabowo itu justru menunjukkan kualitas dan kapasitasnya sebagai seorang negarawan dan nasionalis sejati.

”Apalagi, pada kenyataannya setelah 20 tahun reformasi negara ini tidak menjadi lebih baik keadaannya. Wajar saja kalau pak Prabowo mengingatkan bangsa ini agar kita tidak bernasib sama seperti Sovyet atau Yugoslavia,” tutur Lieus.

Ditambahkannya, pernyataan Prabowo yang mengingatkan bangsa ini agar tidak bubar dan terpecah belah, harus dipahami sebagai peringatan seorang negarawan yang mencintai dan terus memikirkan masa depan bangsa ini.

”Terlalu sempit wawasan kita kalau pernyataan pak Prabowo itu dikait-kaitkan dengan Pilpres 2019,” kata Lieus.

Lieus menyebut, bukan tanpa alasan jika pak Prabowo mengingatkan bangsa ini dengan pernyataannya itu. Terutama jika melihat semakin maraknya praktik-praktik “sok kuasa” yang dilakukan oleh aparatur penyelenggara negara baik di pusat maupun di daerah, banyaknya kebijakan pemerintah yang bertolak belakang dengan kehendak dan keinginan rakyat, serta seringnya terjadi konflik horizontal antar sesama rakyat di berbagai tempat.

Karena situasi itulah, tambah Lieus, bangsa Indonesia membutuhkan sosok pemimpin nasional yang lebih tegas. ”Dan pak Prabowo adalah salah satu kandidat pemimpin nasional yang tegas tersebut, yang dimiliki bangsa Indonesia sekarang ini,” katanya.

Maka jangan lagi ada upaya yang mendelegitimasi pak Prabowo dengan mendorong-dorongnya hanya sebagai king maker atau memasangkannya sebagai calon wakil presiden. ”Kapasitas pak Prabowo jauh di atas itu. Dan itu sudah dibuktikannya pada Pilpres lalu yang perolehan suaranya hanya berbeda tipis dengan pak Jokowi,” jelas Lieus.