Mahasiswa: Mbah Maridjan Lebih Layak Dapat Gelar Pahlawan daripada Soeharto

Dalam memperingati hari Sumpah Pemuda, para mahasiswa menggelar aksi penolakan mantan presiden Soeharto sebagai pahlawan di Jombang. Aksi yang digelar di depan gedung DPRD Jombang Jatim ini, secara tegas menyatakan bahwa almarhum Mbah Maridjan lebih layak dapat gelar pahlawan daripada Soeharto.

Salah seorang koordinator aksi, Ali Purnomo menjelaskan, usulan agar gelar pahlawan nasional diberikan kepada Mbah Maridjan bukan tanpa alasan. Menurut dia, jika disebut Soeharto mengabdi kepada rakyat selama 32 tahun, maka jasa Mbah Maridjan tak kalah pentingnya bagi rakyat sebagai pengawas Gunung Merapi sejak tahun 1983.

Soeharto, selama masa kepemimpinannya dikenal otoriter. Berbeda dengan Mbah Maridjan yang dikenal kewibawaannya selama menjadi juru kunci Gunung Merapi. “Diakui atau tidak, Mbah Maridjan juga memiliki peran sosial tinggi," kata Ali Purnomo.

Penolakan juga diungkapkan Didik Ferdianto, Sekretaris Jendral Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) yang juga turut meramaikan aksi mahasiswa. "Jangan sampai Soeharto jadi pahlawan nasional. Lebih baik diberikan kepada Mbah Maridjan,” ucapnya.

Didik mengakui, banyak kriteria yang harus dipenuhi untuk mengangkat seseorang menjadi pahlawan nasional. Dia mempertanyakan apakah Soeharto telah memenuhi semua persyaratan yang dibutuhkan.

Seperti disuarakan banyak kalangan, mantan Presiden Soeharto dianggap bertanggung jawab terhadap kejahatan struktural di negeri ini. Mulai dari budaya korupsi di kalangan penyelenggara negara, penangkapan dan pembunuhan terhadap aktivis Islam atas nama azaz tunggal, dan krisis moneter yang hingga kini belum selesai. Mnh/tempo