Majelis Mujahidin Indonesia Somasi Metro TV

Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) mensomasi stasiun televisi Metro TV berkaitan dengan tayangan Realitas tanggal 16 dan 23 Januari 2006 pukul 22.30-23.00 tentang “Pengakuan Mantan Agen CIA."

“Setelah menyaksikan tayangan Metro Realitas tanggal 16 dan 23 Januari 2006 pukul 22.30-23.00 tentang ˜Pengakuan Mantan Agen CIA”, maka dengan ini kami mengajukan somasi kepada pihak Metro TV,” ujar Ketua Departemen Data dan Informasi MMI Fauzan al-Anshari, kepada pers, di Jakarta, Rabu (25/1).

Dijelaskannya, pada tayangan 23 Januari 2006 disebutkan bahwa ustadz Abubakar Ba’asyir didatangi oleh Agen (Asep Rahmatan Kusuma) untuk meminta restu. “Walau sudah dibantah oleh Hasyim, Humas MMI-DKI, namun tayangan itu memberikan kesan seolah-olah ada hubungan antara Jamaah Islamiyah (JI) dengan Ust Abu, jelas ini fitnah keji yang bisa dimanfaatkan oleh pihak tertentu untuk kembali mengaitkan ustadz Abu dengan apa yang disebut jaringan Jamaah Islamiyah (JI),” paparnya.

Menurutnya, tayangan tersebut secara keseluruhan menegaskan, bahwa ada orang yang mengaku agen CIA disusupkan ke JI yang memiliki hubungan dengan MMI lewat seorang bernama Harun. Ilusi ini dibangun Metro seolah menjadi sebuah fakta.

“Padahal Harun telah membantah di Majalah Gatra (14/1/06), tetapi Metro tidak mewawancarai Harun. Sehingga Metro jelas melanggar asas keseimbangan (cover both side) sebagai dasar kejujuran dalam etika jurnalistik. Maka, Metro TV telah memfitnah dan mengadu domba kader-kader MMI seolah-olah ada hubungan dengan JI,” ungkapnya.

Ditambahkannya, ada tiga versi pengakuan Agen tersebut, yakni, pengakuan (yang diiringi air mata buaya) berbentuk rekaman kaset (testimoni di hadapan Fauzan Al-Anshari), video (testimoni di hadapan MER-C) dan pernyataan yang dibuatnya sendiri (di hadapan YLBHI).

Dari ketiga testimoni tersebut, sambung Fauzan, banyak sekali informasi yang bertentangan satu sama lain. Kemudian testimoni oleh Metro TV yang hanya mengambil bagian tertentu yang memfitnah kader-kader MMI dan Ustadz Abu.

“Sementara pengakuannya bahwa ada sejumlah aparat Densus 88 yang diduga kuat mempunyai hubungan dengan CIA tidak ditayangkan. Jelas Metro telah menyiarkan fitnah dari ilusi seorang pendusta. Bagaimana Metro bisa tertipu ocehan Agen pembohong? Atau Metro bagian dari pendusta?,” tegasnya.

Oleh karena itu, MMI menuntut Metro TV untuk meminta maaf secara resmi kepada MMI dan Ustad Abu Bakar Baâ’asyir serta membuat tayangan bantahan dari MMI dan Ustad Abu terhadap kebohongan testimoni Agen tersebut.

“Bila dalam waktu 7 x 24 jam sejak somasi ini dibuat, tuntutan kami tidak dipenuhi, maka kami akan mengadukan Metro TV kepada Polisi dan Dewan Pers,” tandasnya. (dina)