Martir Telah Jatuh, Istana Malah Salahkan Rakyat

Eramuslim.com – Sikap pihak Istana yang justru menyalahkan aksi semen kaki petani Kendeng, merupakan bentuk pengkhianatan terhadap “wong cilik”.

Penegasan itu disampaikan pengamat politik Muslim Arbi kepada intelijen (22/03), menanggapi komentar Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Teten Masduki soal meninggalnya Patmi, Kartini Kendeng yang ikut aksi semen kaki di depan Istana.

“Pernyataan Teten yang meminta pihak yang menolak pabrik semen di Rembang, tidak melakukan aksi yang membahayakan, itu sama saja dengan menyalahkan peserta aksi. Padahal aksi itu sebagai perjuangan terhadap penolakan semen tetapi tidak mendapat perhatian dari pemerintah,” tegas Muslim.

Muslim mensinyalir, lingkungan Istana sudah dikuasai korporasi yang tidak menyuarakan kepentingan rakyat. “Padahal keputusan MA itu memenangkan petani Kendeng, dan pabrik semen di Rembang harus batal,” tegas Muslim.

Menurut Muslim, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo selaku kader PDIP telah menunjukkan sikap yang tidak berpihak kepada rakyat. “DPP PDIP juga diam saja dan tidak di belakang rakyat Kendeng, yang menolak keberadaan pabrik semen,” kata Muslim.

Selain itu, Muslim mengingatkan, seharusnya Presiden Jokowi sebagai kepala pemerintah dan negara punya sikap tegas terhadap kasus pabrik semen di Rembang itu. “Kalau Jokowi hanya diam saja dan sibuk urusi kambing, sama saja Jokowi tidak berpihak pada rakyat,” pungkas Muslim.

Sebelumnya, Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Teten Masduki mengimbau warga agar tidak lagi melakukan aksi dengan cara-cara yang membahayakan kesehatan dan keselamatan, seperti mengecor kaki dengan semen.

“Aksi kan itu hak demokrasi, cuma jangan nyemen lagi lah. Itu kan membahayakan kesehatan. Kalau aksi, nggak usah melakukan tindakan yang membahayakan. Walaupun ini saya kira, ini kan jantung, nggak ada kaitan dengan ini (aksi),” kata Teten.(jk/ito)