Mendesak, Perlindungan terhadap Korban Banjir Bandang Jember

Anggota DPD RI asal Jawa Timur KH. A. Mujib Imron bersama Gubernur Jawa Timur H. Imam Utomo bersama jajaran pemerintah daerah Jatim, Selasa (3/1), langsung mengunjungi lokasi banjir di Panti, dan Rambipuji Jember. Di Kemiri, Kecamatan Panti, sebagai daerah lokasi terparah akibat banjir tersebut hujan masih terus mengguyur daerah itu dan dikhawatirkan akan ada banjir susulan.

Selain itu terdapat 4000 pengungsi sulit dievakuasi karena transportasi dan hujan yang masih deras menuju Gunung Argopuro. Banjir susulan dikhawatirkan terjadi lagi di kecamatan Panti, Arjasa, Rambipuji, dan Tenggiling. Di Panti ditemukan lebih dari 57 orang tewas, ratusan hektar sawah hancur, sebuah sekolah hancur, dan pasar Bunut juga habis, satu Pondok Pesantren hancur namun 800 santrinya selamat.

KH. Mujib Imron bersama jajaran Gubernur Jatim terus mencari jalan alternatif untuk memberikan bantuan makanan, pakaian, kesehatan, dan sebagainya. Gubernur Jatim Imam Utomo memberikan bantuan uang Rp 200 juta dan 20 ton beras.

Banjir bandang yang menewaskan lebih dari 57 orang, 120 rumah hancur , ratusan hektar sawah rusak dan korban lainnya di Jember Jatim pada Senin (2/1) dini hari itu harus mendapat perhatian serius dari Pemerintah Pusat, dan khususnya Pemda Jawa Timur, Pemda Jember, dan semua pihak karena masyarakat Jember sendiri tidak akan mampu mengatasi. Karena itu bantuan paling mendesak adalah menangani 4000 pengungsi yang sampai hari ini belum kembali ke rumahnya, karena takut banjir susulan. Untuk itu Pemerintah Pusat bisa menurunkan dana tanggap darurat guna membantu mereka.

“Sebelum memberikan bantuan lainnya seperti rehabilitasi dan rekonstruksi perumahan masyarakat yang hancur akibat banjir bandang tersebut, yang paling mendesak sekarang adalah memberikan perlindungan, tenda pengungsian, pangan dan kesehatan pada ribuan pengungsi yang belum kembali ke rumah mereka karena takut banjir itu,”ujar anggota DPD RI asal Jatim, KH. A. Mujib Imron.

Menurut KH. Mujib Imron, pemerintah pusat bisa menurunkan bantuan dari Anggaran Dana Tanggap Darurat (ADTD) Bencana Alam melalui Badan Kordinasi Nasional (Bakornas) penanggulangan bencana yang dipimpin oleh Wapres Jusuf Kalla dan diketuai oleh Menkokesra Aburizal Bakrie itu. Apalagi 120 rumah hancur dan ratusan hektar sawah rusak.

Selanjutnya Ketua PCNU Pasuruan yang juga Pengasuh Pesantren Terpadu Al-Yasini, Ngabar Kraton, Pasuruan Jatim itu menilai dalam jangka panjang harus ada upaya dari instansi terkait baik Departemen Kehutanan, Lingkungan Hidup, Pekerjaan Umum, dan lain-lain agar banjir bandang akibat gundulnya hutan. “Pemerintah harus merehabilitasi dan mengkonservasi lingkungan alam termasuk aliran sungai yang rusak dan menjaga kelestarian hutan Gunung Argopuro,” ujar Gus Mujib panggilang akrab KH. A. Mujib Imron itu sedih.

Yang terpenting lagi, kata Gus Mujib, bencana yang terjadi akhir-akhir ini termasuk bom Palu, tanah longsor dan banjir akibat hujan deras di Semarang Jawa Tengah dan berbagai daerah lainnya di Indonesia, mesti menggugah solidaritas dan kesetiakawanan masyarakat untuk membantu mereka. “Kami juga mengimbau pada media massa cetak maupun elektronik untuk membuka Dompet Peduli Bencana Alam. Semoga Allah Swt mengampuni segala dosa, kekhilafan, dan menerima semua amal baiknya serta memberikan ketabahan dan kesabaran bagi keluarga yang ditinggalkan ,” tandas dia.

Anggota DPD asal Jatim yang terdiri dari KH. A. Mujib Imron, KH. Mahmud Ali Zein, KH. Nuruddin A. Rahman, dan H. Mardjito, GA memberikan bantuan berupa 2 ton beras dan Rp 5 juta.(dina)