Mengingat Janji Jokowi Atasi Banjir dan Macet Jakarta Bila Jadi Presiden

Kini setelah menjadi Presiden, langkah apa yang dilakukan Jokowi untuk mengatasi banjir dan kemacetan Ibu Kota?

Memasuki periode kedua pemerintahannya, persoalan banjir dan macet masih menjadi pekerjaan rumah yang belum teratasi.

Upaya Jokowi Atasi Banjir

Sejumlah langkah kini tengah dilakukan pemerintah untuk penanggulangan banjir. Yaitu dengan cara membangun bendungan Ciawi dan Sukamahi. Bendungan tersebut ditargetkan rampung pada akhir 2020.

“Di Bogor selesai kira-kira akhir tahun depan insya Allah, kalau jadi akan bisa lebih dikendalikan,” kata Jokowi saat berbincang dengan para awak media di Balikpapan, Kalimantan Timur, Rabu, 18 Desember 2019.

Persoalan got dan Sungai Ciliwung jadi kendala di Jakarta. Jokowi menyarankan agar melakukan manajemen air hingga pengerukan waduk di Jakarta dan Pluit.

“Tapi juga sangat terganggu sekali yang namanya banjir di Jakarta pembersihan got, kemudian juga pelebaran dari Sungai Ciliwung yang sampai di Ciliwung menyempit,” kata dia.

Pindahkah Ibu Kota dari Jakarta ke Kaltim

Kalimantan Timur akan menjadi Ibu Kota Negara yang baru. Menurut Jokowi dengan rencana pemindahan ibu kota ini dapat meminimalisir banjir dan macet. Sebab akan mengurangi jumlah penduduk di Jakarta.

“Sekali lagi kalau tidak pindah ibu kota ya memang tetap akan sulit,” kata Jokowi.

Jika ibu kota tidak dipindahkan, lanjut Jokowi, Jakarta akan semakin dipadati penduduk dari berbagai daerah untuk mencari pekerjaan.

“Sehingga yang terjadi kepadatan penduduk semakin nambah semakin hari, 56 persen penduduk kita di Jawa khususnya Jakarta dan sekitarnya. PDB ekonomi kita 58 persen ada di Jawa khususnya di Jakarta, sehingga perlu pemerataan ekonomi. Saya kira itu,” ungkapnya.

Solusi Atasi Kemacetan

Seperti diketahui, Jokowi pernah mengeluh saat dirinya terjebak macet saat akan menghadiri acara pertemuan tahunan Bank Indonesia. Acara tersebut berlangsung di Lotte Avenue, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis, 28 November 2019.

“Tadi ke sini macet, 30 menit berhenti,” kata dia di lokasi.

Dia pun mengaitkan hal tersebut dengan keputusan untuk memindahkan Ibu Kota negara dari Jakarta ke Kalimantan Timur.

“Itulah kenapa ibu kota di pindah,” ujarnya.

Karena itu moda transportasi massal dibangun seperti MRT dan LRT yang diharapkan bisa meminimalisir kemacetan.

“Akan sangat mengurangi macet, dan tentu mengintegrasikan dari moda transportasi yang ada LRT gabungin dengan MRT gabung dengan transjakarta dengan komuter kita dengan kereta bandara nanti mungkin dengan kereta cepat jadi 6 diintegrasikan semua akan sangat-sangat mengurangi kemacetan Jakarta,” ungkap Jokowi di Balikpapan, Kalimantan Timur, Rabu, 18 Desember 2019.[l6]