Meninggal Usai Divaksin, Harus Ada Yang Tanggungjawab

Eramuslim.com – Keluarga tidak menyangka dengan kepergian Trio Fauqi Virdaus. Meninggalkan rumah dalam keadaan sehat, pulang merintih kesakitan usai menjalani vaksinasi Covid-19.

Hari itu, Trio memang mendapatkan vaksin Covid-19 asal Inggris, AstraZeneca. Hanya dalam waktu 24 jam, tiba-tiba badan Trio menjadi linu dan mengalami sakit kepala luar biasa. Kondisi itu terus terjadi hingga akhirnya pegawai outsourcing salah satu BUMN ini mengembuskan napas terakhir.

Kepergian Trio membawa duka mendalam. Keluarga berharap ada pertanggungjawaban dari pemerintah. Menyampaikan belasungkawa kepada keluarga, hingga meminta maaf di hadapan publik atas kelalaian program vaksinasi.

Menurut informasi yang diterima Viki, sang adik hanya mengisi selembar kertas mengenai kondisi keadaannya sebelum melakukan vaksinasi, kemudian diperiksa tensi sebelum penyuntikan. Pemeriksaan seperti itu dianggap Viki salah. Seharusnya ada screening mendalam dengan pemeriksaan kesehatan lengkap.

“Jangan saat terjadi seperti ini ketika sudah ada meninggal mereka berkoar-koar ‘oh mungkin ada penyakit lain’ kenapa tidak dicek dulu sebelum disuntik?” kata Viki saat berbincang dengan merdeka.com, Selasa (11/5).

“Jadinya nyawa seseorang tergantung pada secarik kertas kuisioner,” sambungnya.

Viki menyalahkan sistem screening vaksinasi Covid-19 yang digelar pemerintah. Dia mengaku kesal tidak dapat menerima kejadian dialami sang adik.

Viki meminta pertanggungjawaban kepada tiga pihak. Pertama Kementerian Kesehatan sebagai penyelenggara. Kedua Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, serta Pengadaian, BUMN tempat Trio bekerja sebagai outsourcing yang mewajibkan mengikuti vaksinasi.