Menuju Kongres Rakyat Sumatera

Eramuslim – HARI Minggu 26 Mei, saya diundang sebagai pembicara pada acara buka bersama Ikatan Keluarga Minang-Bandung (Alumni Mahasiswa ITB, UNPAD dan lain-lain bersuku Minang) dengan tema “Proyeksi Politik Indonesia Paska Pilpres”.

Politik orang-orang Minang sudah jelas. Jadi kehadiran saya sesungguhnya hanya bentuk pengkonfirmasian saja atas keyakinan masyarakat Minang yang 87 persen memilih Prabowo dalam Pilpres 2019.

Namun yang menarik adalah keyakinan saya terkonfirmasi oleh guru politik saya, Zukri Saad (foto: memakai kaffeah), bahwa daerah-daerah Sumatera, dan beberapa daerah lainnya sedang membicarakan ide-ide hubungan Jawa dan luar Jawa yang lebih berkeadilan. Info bang Zukri.

Intelektual-intelektual dan berbagai universitas sudah memikirkan konsep-konsep pembangunan di Pulau Jawa tidak membebani hutang pada rakyat luar Jawa, khususnya rakyat Sumatera.

Sebagai tokoh NGO (Non Governmental Organization/LSM) terkenal di Sumatra, eks direktur Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) dan salah satu tokoh sentral gerakan Mahasiswa ITB dan Bandung 77/78, Bang Zukri mempunyai catatan yang terukur dan perlu dipertimbangkan.

Pada kesempatan diskusi ini, kami orang-orang Sumatra memikirkan bagaimana negara ini baiknya ke depan. Bagaimana porsi investasi dan kerjasama investasi dan pembangunan ditentukan secara independen dari daerah masing-masing.

Untuk mengantisipasi itu saya mengusulkan agar dibuat organisasi mewakili kepentingan Sumatra yang lebih tegas. Saya usulkan Kongres Rakyat Sumatera.

Tentu karena ini diskusi, belum ada follow up yang direncanakan.

Mudah-mudahan kawan-kawan intelektual dari Aceh, Melayu, Palembang, Lampung dan lain-lain. nantinya tertarik merealisasikannya. Mulai dengan mendiskusikannya serentak. (rmol)

OLEH: DR. SYAHGANDA NAINGGOLAN
Penulis adalah Direktur Eksekutif Sabang-Merauke Circle (SMC).