Merinding, Ini Pesan Kiai di Sampang yang Jasadnya Utuh Sebelum Wafat

Diceritakan Sufyan, abahnya sebenarnya bukan kiai besar. Hanya tokoh agama di kampung.

Sehari-hari, almarhum bergaul dengan masyarakat dan mengajari mengaji Alquran dan ilmu agama kepada warga setempat. Almarhum juga aktif di organisasi masyarakat, yaitu di Nahdlatul Ulama.

Almarhum tidak pernah meminta bantuan dari pemerintah dalam hal pembangunan madrasah dan masjid yang dikelola.

“(Almarhum) tidak mau bantuan. Untuk pembangunan masjid, ya, cuma orangtua saya. Itu langsung dengan masyarakat semua. Misalnya, buat (bangun) madrasah, buat (bangun) masjid, itu gotong royong dengan masyarakat,” ujar Sufyan.

Nah, pada Senin, 23 November 2020, para santri melihat makam Kiai Baidowi ambles karena diguyur hujan. Segera setelah itu keluarga almarhum, santri, dan masyarakat melakukan perbaikan.

Saat hendak diperbaiki itulah Sufyan mengetahui jasad ayahnya masih utuh. Rambut almarhum bahkan masih ada.

Di liang lahat, lanjut Sufyan, juga tidak tercium aroma busuk seperti biasa menyeruap dari mayat pada umumnya. “Biasanya, kan, ada bau seperti kaya busuk, tapi ini enggak. Posisinya (jasad) masih seperti semula,” ujarnya. (*)