Miris, Sekolah di Bengkulu Ini Berlumpur Tiap Hujan Turun

Eramuslim.com – Bangunan sekolah dasar (SD) Negeri 129 Kabupaten Kaur, Provinsi Bengkulu sangat memprihatinkan. Bagaimana tidak, sekolah yang berada di sp8 trans Muara Sahung, Desa Cinta Makmur Kecamatan Muara Sahung ini, atapnya bocor dan lantainya pun menjadi berlumpur tiap kali hujan turun.

Pasalnya, sekolah yang dibangun pada Juli 2006 itu terbuat dari papan dengan lantai yang masih tanah. Sehingga, ketika dilanda hujan, para murid SD tersebut tidak dapat menerima mata pelajaran dengan nyaman.

Bangunan sekolah yang berukuran sekira 4 x 1,5 meter tersebut, digunakan murid kelas 1 hingga kelas 3 di desa terpelosok Kabupaten Kaur. Ditambah, berbagai lobang bermunculan disisi kiri dan kanan dinding bangunan sekolah.

“Kalau hujan atap bangunan sekolah ini bocor.Lantai dari tanah pun ikut menjadi berlumpur,” kata Ahliah, salah satu guru honor SDN 129 Kaur, ketika ditemui Okezone, Sabtu (25/2/2017).

Bangunan seluas itu, diberi pembatas papan untuk memisahkan antara kelas 1 hingga kelas 3. Bahkan, sarana penunjang seperti bangku, meja dan papan tulis hanya seadaanya dan sudah rapuh dimakan zaman. Sementara, perhatian pemerintah setempat belum begitu serius pendidikan di desa terpencil itu.

“Aktivitas belajar mengajar masih normal. Mata pelajaran yang diberikan sesuai dengan kurikulum dengan sekolah lainnya. Guru di sini hanya ada 6 orang. dua orang berstatus PNS dan empat orang lainnya masih honor,” sambung Ahliah.

Ditambahkan guru honor lainnya, Wiliarni, kondisi tersebut sudah berlangsung sejak 10 tahun terakhir. Meskipun demikian, kata dia, dari pemerintah kabupaten Kaur melalui Dinas Pendidikan, telah membangun dua ruang kelas secara permanen pada tahun 2012.

Dua ruang kelas tersebut, digunakan untuk murid kelas 4 dan 5. Namun, dua ruang kelas tersebut juga digunakan untuk kantor para guru honor, kepala sekolah dan wakil kepala sekolah, dengan fasilitas yang masih minim.

“Bangunan yang terbuat dari papan masih digunakan untuk murid kelas I hingga kelas III secara bergantian. Kondisi ini masih sangat membutuhkan perhatian dari pemerintah,” sambung Wiliarni.

Sementara itu, Bupati Kabupaten Kaur, Gusril Pausi menyampaikan, kondisi pendidikan di pelosok desa akan menjadi prioritasnya. Mulai dari sarana penunjang, perlengkapan, peralatan serta infrastruktur jalan di lokasi desa terpencil. Begitu juga dengan status guru di SDN 129 Kaur.

“Yang jelas, dalam waktu dekat kita akan panggil Kepala Dinas Pendidikan, guna memenuhi kebutuhan sekolah tersebut,” ujar Gusril. (fg/okz)