Nasrudin Joha: Kapolri, Anak Buah Anda Memata-Matai Masjid, Ganggu Ketertiban

Sebenarnya apa yang dipersoalkan dari masjid ? Menebar permusuhan ? Menebar kebencian ? Permusuhan dan kebencian seperti apa ?

Kami di masjid memang diajari untuk membenci dan memusuhi syetan, perilaku syetan, mengingkari perbuatan syetan dan berperang melawan syetan.

Jadi, kami ke masjid itu untuk menunjukan bahwa kami bermusuhan dengan syetan, dengan melakukan ketaatan dan ibadah kepada Allah SWT. Terus, dimana letak kesalahannya ?

Pak Idham, katanya Pak Idham dekat dengan Islam, menghormati ulama. Coba ditegur itu anggotanya, jangan Slanang slonong ke masjid untuk memata-matai.

Kalau ke masjid itu sholat, ta`lim, ibadah, bukan mencurigai dan memata-matai.

Kalau mau jadi polisi yang melindungi, melayani dan mengayomi masyarakat, jangan memusuhi masjid.

Itu tendensius ! Masjid diawasi, tetapi Gereja dan Pura dibiarkan bebas menjalankan ibadatnya. Kami umat Islam juga ingin bebas dan nyaman beribadah.

Banyak yang benci polisi di era Pak Tito, di era Pak Idham ini semestinya polisi berbenah, bukan malah tambah parah memusuhi umat Islam.

Ingat Pak ! Semua akan mati, semua akan diminta pertanggungjawaban di akherat kelak.

Masalah negara ini sudah banyak, jangan tambah masalah dengan memusuhi umat Islam. Mengawasi masjid, itu sangat menyinggung perasaan kami. Sejak kapan, kami dituding penjahat sehingga perlu diawasi ?

Harusnya, polisi awasi 24 jam proses serapan anggaran, baik di pusat maupun di Pemda. Mereka ini, maling yang mencuri duit rakyat. Bukan masjid.

Harusnya, polisi awasi perbatasan agar bisa cek peredaran narkoba. Sudah rusak generasi ini oleh narkoba, jangan malah mengawasi masjid yang sedang sibuk membina remaja.

Belum ada gebrakan di era Pak Idham, kasus Busukma yang menghina Rasulullah SAW saja belum diperiksa. Sekarang, polisi malah menebar teror dengan mengawasi masjid. Ini keterlaluan Pak ! (*end/glr)