Negara Terancam Bangkrut, Faisal Basri Sarankan Jokowi Singkirkan Ngabalin, Moeldoko dan Luhut dari Istana

Selain itu, Faisal juga menyoroti keputusan BUMN PT Waskita Karya yang menjual saham kepemilikan ruas Tol Cibitung-Cilincing senilai Rp 2,44 triliun. Padahal, kata dia, nilai pembangunan tol tersebut mencapai Rp 10,80 triliun.

“Waskita menjual jalan tol Rp 2 triliun, padahal investasinya Rp 11 triliun, kan lama-lama bangkrut (keuangan negara),” ujar Faisal.

Selain itu, Faisal juga mengkritik proyek Bandara Kertajati, kereta cepat Jakarta – Bandung yang gunakan APBN.

“Kereta cepat Jakarta – Bandung yang tadinya business to business, sebentar lagi mau disuntik pakai APBN,” kata Faisal.

Menurut Faisal, sejak awal proyek kereta cepat sudah ditolak saat rapat koordinasi pada tingkat pemerintah, berdasarkan kajian konsultan independen yakni Boston Consulting Group.

“Boston Consulting Group ini dibayar Bappenas bekerja untuk dua minggu senilai 150 ribu dolar AS, menolak dua proposal (proyek kereta cepat Jakarta – Bandung),” paparnya.

“Tapi Rini Soemarno (Menteri BUMN saat itu) yang berjuang (agar proyek kereta cepat berjalan). Menteri lainnya banyak menolak, tapi Rini ngotot,” sambung Faisal.

Faisal berharap agar Jokowi segera sadar keuangan negara sedang di bawah ancaman dan diperlukan langkah cerdas serta taktis untuk menyelamatkan itu.

Salah satu cara, kata dia, dengan menyingkirkan orang-orang di sekeliling Jokowi, seperti Moeldoko, Ali Mochtar Ngabalin, hingga Luhut Binsar Panjaitan.

“Presidennya (harusnya) sadar membersihkan orang-orang sekelilingnya dari orang seperti Moeldoko, Ali Ngabalin, Luhut Pandjaitan, kalau tidak ya sudah terima risiko,” tuturnya. (fin)