Neraca Perdagangan Jebol Bukti Jokowi Gagal Memenuhi Janji

Eramuslim – Neraca perdagangan 2018 yang babak belur dihantam defisit terbesar sepanjang sejarah adalah bukti kegagalan pemerintah melakukan transformasi untuk menjadi bangsa yang lebih produktif.

Pernyataan ini dilontarkan Wakil Ketua Fraksi PKS DPR bidang Ekonomi dan Keuangan, Ecky Awal Mucharam menanggapi rilis Badan Pusat Statistik terkait defisit neraca perdagangan 2018.

“Kita ingat di awal pemerintahan ini, Presiden berjanji untuk menjadikan kita bangsa yang produktif dan kompetitif. Namun sayang, neraca perdagangan kita sekarang mengalami defisit yang parah. Impor semakin ugal-ugalan dan kita gagal memperkuat basis-basis produksi,” paparnya.

BPS telah melaporkan defisit neraca perdagangan sebesar 8,57 miliar dolar AS melampaui defisit pada 2013. Sebelumnya, defisit neraca perdagangan pada 2013 yang mencapai 4,08 miliar dolar AS yang kemudian mulai membaik pada 2014 dan kembali surplus pada 2015 hingga 2017.

Pada 2015, neraca perdagangan surplus 7,67 miliar dolar AS, lantas meningkat menjadi 9,48 miliar dolar AS pada 2016 dan 11,84 miliar dolar AS pada 2017.

Defisit terjadi karena kinerja ekspor sepanjang tahun lalu hanya mencapai 180,06 miliar dolar AS, sementara kinerja impor mencapai 188,63 miliar dolar AS.

“Kita melihat dari sisi pertumbuhan ekspor hanya tumbuh 6,65 persen sementara impornya melonjak hingga 20,15 persen. Kita melihat ini mengkhawatirkan karena impor tumbuh semakin besar,” terangnya.