Mau Ngomong Apapun, Faktanya Pertumbuhan Ekonomi Era SBY 6% dan Utang Turun

“SBY meninggalkan ekonomi yang stabil, datar, namun tidak cukup untuk digenjot, diakselerasi, karena kendala infrastruktur yang sangat tertinggal. Banyak proyek yang mangkrak. Bayangkan, arus mudik-balik Lebaran saja baru terurai di era Jokowi (Presiden Joko Widodo),” jawab Hendrawan kepada wartawan, Jumat (7/8).

Dia turut menyinggung mengenai pembangunan infrastruktur yang tidak masif di era SBY. Program MP3EI SBY, sambung Hendrawan, seharusnya sudah berjalan sejak 2005-2010, sehingga tidak menjadi beban pemerintahan berikutnya.

“Ada yang menilai, dekade SBY adalah dekade yang datar. Bahkan, ada yang menyebut sebagai “the lost decade”, karena harusnya perbaikan infrastruktur dilakukan besar-besaran, sehingga kita lebih siap bersaing di tingkat global,” singgungnya.

Namun begitu, Kepala Badan Komunikasi dan Strategi Partai Demokrat Ossy Dermawan membela Ibas. Baginya, apapun bantahan mengenai prestasi SBY yang disampaikan, tetap saja tidak akan menafikkan fakta yang terjadi.

“Seperti pertumbuhan ekonomi 6 persen, kemiskinan turun, pengangguran turun, rasio utang turun, cadangan devisa naik,” tegasnya dalam akun Twitter pribadinya.

Prestasi SBY itu yang kemudian membuat Jokowi bisa dengan mudah bekerja memimpin negeri. Termasuk mulai menggencarkan pembangunan infratruktur.

“Karena warisan ekonomi yang baik inilah maka pemerintahan Jokowi punya uang untuk bekerja lanjutkan pembangunan,” tutupnya. (*)