Nobar Film G30S/PKI, Cara Jokowi Dekati Gatot

Eramuslim.com -Kunjungan Presiden Joko Widodo di acara nonton bareng Film G30S/PKI di Markas Korem 061/Suryakancana bisa dipandang sebagai langkah awal komunikasi politik antara Jokowi dengan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo. Apalagi belakangan ini Gatot digadang-gadang sebagai calon alternatif di Pemilihan Presiden 2019.

Pengamat Sosial dan Politik Maksimus Ramses Lalongkoe tidak menampik adanya interpretasi dari masyarakat bahwa pertemuan Jokowi dengan Gatot di acara nonton bareng sebagai awal komunikasi politik. Selain itu, pertemuan tersebut bisa juga ditafsirkan sebagai cara Jokowi menjaga elektabiliasnya dari Gatot yang belakangan mulai populer dengan pernyataan kontroversi pembelian 5000 ilegal senjata.

Menurutnya penting juga Jokowi melakukan pendekatan dengan Gatot, hal ini untuk meredakan tensi politik menjelang Pilpres. Jangan sampai Pilpres belum dimulai suhu politik sudah memanas.

“Untuk menghindari tensi seperti itu butuh komunikasi politik, antara presiden dengan panglima. Apalagi menjelang pensiun begini tentu bisa saja ada orientasi lain, manuver politik bisa saja terjadi. Jangan sampai terjadi megapolitik yang kencang sekarang ini. Saya kira penting juga bagi Jokowi melakukan pendekatan,” Ujar Maksimus saat dihubungi, Sabtu (30/9).

Kehadiran Joko Widodo di Acara atas undangan Gatot yang disampaikan pada Rabu (27/9) lalu. Namun sebelum menyampaikan undangan, Gatot memberikan laporan terkait Hari Ulang Tahun TNI yang jatuh pada 5 Oktober mendatang. Awalnya Gatot mengundang Jokowi untuk nonton wayang yang digelar di pelataran Museum Fatahilah, Jakarta.

Namun Demikian Joko Widodo memilih ikut nonton bareng film G30S/PKI bersama warga Bogor di Lapangan Markas Korem 061/Suryakencana, Bogor, Jawa Barat. Mengenakan jaket berwarna merah, Jokowi duduk di barisan paling depan dan didampingi Danrem 061/Suryakencana Kolonel Inf Mirza Agus dan Kapolresta Bogor Kota Komisaris Besar Ulung Sampurna Jaya. (kl/rmol)

https://m.eramuslim.com/resensi-buku/pahlawan-akankah-hanya-menjadi-kenangan-untold-history-eramuslim-digest-edisi-9.htm