Omongan Dosen Filsafat UI di ILC Semalam Ramai Dibahas Netizen

Eramuslim.com – Dosen Filsafat Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia (FIB-UI), Rocky Gerung ramai dibicarakan di media sosial.

Hingga siang ini (Rabu, 18/1) namanya menjadi trending topic di twitter.

Beberapa netizen membicarakan kritik keras Rocky kepada pemerintah Joko Widodo yang disampaikannya saat tampil di acara Indonesian Lawyer Club (ILC) semalam.

Dalam acara diskusi meja bundar yang diselenggarakan oleh TV One itu, Rocky menyebut jika presiden sedang panik.
rocky
Kita mencium ada semacam kepanikan di dalam rezim ini. Orang panik biasanya ingin cari pegangan apa saja. Kayak orang hanyut, dia mau raih apa saja. Entah itu kaleng bekas hanyut, batang pohon. Jadi kepanikan menunjukkan ada krisis, sebenarnya,ā€ begitu cuplikan pernyataan Rocky.

Bahkan kata Rocky, rezim Jokowi ingin mengendalikan kebenaran sesuai dengan standarnya.

“Artinya ada kebohongan yang hendak disembunyikan,” lanjut Rocky.

Maka dari itu, Rocky pun menyimpulkan pembuat berita bohong (hoax) terbaik adalah pemerintah yang sedang berkuasa. Pasalnya penguasa memiliki seluruh peralatan untuk berbohong baik itu intelijen, data statistik dan media.

Soal mengendalikan kebenaran, Rocky menyinggung soal reaksi Presiden Jokowi yang menuding buku “Jokowi Undercover” tidak ilmiah. Menurut Rocky yang berhak menentukan sebuah buku itu ilmiah atau tidak adalah kampus. Sementara buku tersebut justru dilarang dibahas di kampus untuk mengetahui ilmiah atau tidaknya.

“Bagaimana kita bisa menentukan itu tidak ilmiah sedangkan buku itu dilarang dibahas di kampus,” tegas Rocky

Tak hanya singgung Jokowi, Rocky juga menyinggung klaim gubernur non aktif yang menjadi terdakwa penistaan, Basuki T Purnama mendpat empat penghargaan berturut-turut.

Pak Ahok bilang development index-nya tertinggi se-Indonesia dalam dua tahun berturut-turut. Oleh karena itu, Ahok dapat award empat kali. Sebagai fakta, itu benar. Tapi sebagai pesan politik, itu adalah hoax, karena enggak ada gunanya menyebutkan itu. Sebab, dari 10-12 tahun lalu, Jakarta selalu di atas, sebagai Ibu kota dengan APBN 27 triliun,” demikian Rocky. (hj/rmol)