Orang Miskin di Indonesia Sangat Banyak, Seleb Jangan Pamer Kemewahan!

Ade mengingatkan, radikalisme keagamaan jelas merupakan ancaman bagi Indonesia. Namun, gaya hidup mewah yang dipertontonkan kepada masyarakat luas juga ancaman.

Setidaknya ada tiga persoalan yang membuatnya harus ‘nyinyir’. Pertama, gaya hidup itu teladan salah tentang keunggulan yang dicapai dari hasil bekerja keras. Dia menganggap keliru hasil kerja keras diukur dari barang-barang mewah yang manfaatnya minim.

Kedua, sikap para selebritas tersebut contoh salah tentang cara membelanjakan uang. Jika mereka berhasil, uang itu semestinya tidak dihambur-hamburkan.

“Kalau Anda kaya, uang itu bisa diinvestasikan, diputar dalam kegiatan produktif lain, membuka lapangan kerja, memberi gaji lebih besar kepada mereka yan bekerja buat Anda dan juga menyumbang kesejahteraan bagi masyarakat,” ucapnya.

Dosen sejumlah perguruan tinggi ini menuturkan, perekonomian Indonesia mungkin akan terus tumbuh. Indonesia bahkan mungkin bisa menjadi negara dengan ekonomi terbesar kelima di dunia dalam beberapa tahun mendatang.

“Tapi jangan pernah lupa, jumlah orang miskin di Indonesia masih sangat banyak. Kalau ukurannya data BPS, orang miskin di Indonesia 10-12 persen dari jumlah total penduduk,” ucapnya.

Alasan ketiga, ujarnya, mengumbar kemewahan merupakan gaya hidup yang bisa menimbulkan kecemburuan dan kemarahan masyarakat.

Menjadi kaya tidak dilarang. Justru sebaliknya perekonomian negara tergantung dari orang-orang kaya. Tapi kata dia, yang diperlukan yakni bukan orang-orang kaya yang tumbuh sendirian. Tapi mereka yang berbagi dan peduli pada kaum miskin.

“Karena itu kalau boleh saya memberikan masukan, hentikan lah pameran kemewahan ini. Peduli lah pada bangsa, gunakan lah akal sehat. Karena kalau hanya kalau kita semua gunakan akal sehat, negara ini akan selamat,” ucapnya.[inews]