Pagi-pagi Sri Mulyani Sudah ‘Ngutang’ Lagi

Bandingkan saja, SUN Indonesia tenor 10 tahun imbal hasilnya 6,93%. Sementara negara lain, China hanya 3,08%. Hong Kong 1,61%. Jepang 0,00%. Korsel 1,71%. Malaysia 3,28%. Filipina 4,68%. Singapura 1,74%. Thailand 1,37%. Dan Vietnam 3,11%.

Jadi pantas kalau SUN-nya cepat habis. Bunganya tinggi. Para lintah darat berbondong-bondong memborong SUN. Untung gede. Ongkang-ongkang kaki duit datang sendiri.

Namun perlu diingat dampak utang berbunga tinggi. Yakni, negara harus menyiapkan biaya bunga yang sangat besar.

Menurut ekonom Rizal Ramli, anggaran pembayaran bunga utang thn 2020 mencapai Rp. 295 triliun. Pembayaran pokok utang Rp. 351 triliun untuk tahun 2020.

Total pokok dan bunga utang Rp 646 triliun, lebih besar dari anggaran pendidikan dan infrastruktur.

Berapa pun biaya bunga utang, pemerintah sanggup bayar. Namun giliran urusan rakyat kecil, pemerintah bilang ga punya duit.

Solusinya cabut subsidi, naikkan tarif atau harga. Rakyat dicekik. BPJS defisit, iuran dinaikkan 100 persen. APBN defisit, cukai dan harga gas 3 kg dinaikkan. Ironis

Kabarnya, pemerintah akan lelang SUN lagi. Nyari utangan Rp. 15 triliun lagi. Utang lagi, utang lagi. (end)

__________________

Oleh: Sya’roni, Ketua Presidium Perhimpunan Masyarakat Madani Indonesia (Prima)