PakDe Karwo: “Jeruk Cina Bikin Impoten, Pakai Pengawet Berbahaya!”

jeruk cina
Waspadalah terhadap yang dari Cina

Eramuslim.com – Cina terkenal dengan segala hal yang murah-murah dan tiruan, alias kualitas KW. Jangankan handphone, mobil, tas dan arloji branded, presiden dan para menteri pun ada KW-nya.  Indonesia sudah mengalaminya sekarang. Kali ini peringatan tentang bahayanya produk Cina datang dari Gubernur Jatim Soekarwo. PakDe Karwo, demikian sapaannya, menyerukan agar warga Jatim tidak mengkonsumsi buah jeruk yang diimpor dari China karena mengandung bahan pengawet berbahaya.

Jika ingin mengkonsumsi buah jeruk dianjurkan memilih buah lokal yang sehat dan tanpa pengawet.

“Jangan mengkonsumsi jeruk asal China karena mengandung pengawet. Konsumsi saja jeruk lokal yang tidak berbahaya,” tegas Pakde Karwo. Jeruk impor dari Cina banyak, ada jeruk santang, mandarin, lokam, dan lainnya.

Dia mengatakan, bahan pengawet yang terdapat dalam buah itu dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan seperti impotensi dan penyakit berbahaya lainnya.

Pakde Karwo mengatakan, dengan adanya bahan pengawet itu memang jeruk yang dijual ke Indonesia akan bertahan sampai berbulan-bulan. “Tapi dampaknya bagi kesehatan memang kurang bagus jadi sebaiknya kita hati-hati dalam membeli buah terutama yang dari bahan impor,” jelasnya.

Kepala Badan Kajian dan Informasi Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Surabaya Ratna Khatulistiani menambahkan, masyarakat harus waspada dengan maraknya buah berlapis lilin yang beredar di pasaran. Pasalnya, keberadaan buah yang masuk belum terpantau menyeluruh. Jika salah memilih, mengkonsumsi buah tersebut justru akan membahayakan kesehatan.

“Lihat bahannya kalau yang untuk teknis atau untuk sehari-hari itu jelas membahayakan,” kata dia.

Dia mengatakan, pengawet yang mengandung lilin teknis bisa membahayakan organ vital di dalam tubuh, seperti hati dan ginjal. Karena kedua organ itu sangat rentan dengan logam berat yang terkandung dalam zat pengawet. “Biasanya organ yang bermasalah adalah hati dan ginjal kalau nanti tercemar zat zat tersebut,” tegasnya.

Sejauh ini, kata Ratna, pihaknya memang belum menemukan indikasi kearah itu. Tetapi, tidak tertutup kemungkinan bahwa buah yang masuk mengandung pengawet teknis. Karena itu masyarakat diminta agar berhati-hati.[ts/beritajatim]