Panglima TNI, Sumber Polemik Kasus Catar Enzo

Mayjen TNI (Purn) Ari Suyono menambahkan, “Saya memberi contoh lagi, apakah penggunaan bahasa Perancis yang dilakukan dalam dialog Panglima TNI dengan catar Enzo merupakan bahasa baku dalam wawancara pada proses Pantukhir. Faktor yang relevan dalam penentuan seseorang dinyatakan dapat diterima tidaknya sebagai catar. Kan tidak ada persyaratan tentang kemampuan berbahasa Perancis, jadi ya ngak usah mengada,-ada,“ tegas Mayjen (Purn) Ari Suyono.

Proses wawancara yang dilakukan langsung oleh Panglima TNI, merupakan tahap konfirmasi. Penggunaan bahasa Perancis dalam wawancara ini akan menghasilkan suatu personal judgement bahwa catar tersebut memiliki Kemampuan Berbahasa Perancis yang tinggi dan layak diterima sebagai Catar. Padahal kemampuan berbahasa Perancis bukan merupakan faktor yang relevan. Ditambah lagi yang mewancarai adalah Pimpinan Tertinggi dalam Pantukhir. Efek psikologisnya, semua anggota Pantukhir sebagai anggota Pantukhir tidak akan berani mengatakan bahwa Enzo tidak layak untuk menjadi catar. Disinilah penilaian akan bias dan ini tidak boleh terjadi dalam kegiatan Pantukhir Catar.

Mayjen (Purn) Ari Suyono menegaskan, ”Kegiatan Pantukhir adalah Kegiatan Penilaian dan Penentuan seseorang diterima menjadi Catar, ini menentukan masa depan bangsa, masa depan TNI. Jadi jangan dibuat main-main, jangan dibuat sebagai media pencitraan, jangan jadi forum dagelan, ini harus dipahami Panglima TNI‘’. Kalau Panglima TNI akan mempublikasikan Kemampuan dirinya dalam berbahasa Perancis, forumnya bukan di forum Pantukhir, ini jelas salah tempat, dan menyalahi ketentuan. Karena itu terkesan Panglima TNI sangat tidak serius dan sangat tidak fokus dalam tugas, jadinya begini, inilah yang disebut “Kecolongan”.

Untuk itu, Panglima TNI harus bertanggung jawab penuh terhadap penyimpangan atas Pelaksanaan Pantukhir ini. Panglima TNI seharusnya menjadi contoh yang baik bagi semua prajurit termasuk anggota Panitia Pantukhir untuk patuh dan taat kepada aturan yang ada, bukan malah memberikan contoh yang tidak benar.

Mayjen TNI (Purn) Ari Soeyono mengingatkan lagi, “Dengan kejadian ini, Mabes TNI perlu segera intropeksi melakukan pembenahan internal, sehingga ke depan diharapkan semua pihak di TNI akan patuh dan taat terhadap prosedur Panthukhir, dengan demikian semua pihak termasuk Panglima TNI tidak akan lagi melakukan penyimpangan dari code of conduct dalam pelaksanaan panthukhir.(kl/tsc)