Para Arsitek Ramai-ramai Kritik Desain IKN Nusantara

IKN Nusantara di Mata Arsitek, Siapkah Penduduk Hidup Bersepeda dan Tanpa AC?

Ketua Umum Ikatan Ahli Rancang Kota Indonesia, Sibarani Sofian, mengatakan bagian terpenting dari kota modern itu adalah kota yang pembangunannya ramah lingkungan dan tingginya tanggung jawab dan kesadaran masyarakatnya merawat alam.

Sibarani menyebut, masyarakat di IKN Nusantara harus siap hidup diet energi hingga tak menghasilkan emisi karbon berlebihan. Misal dengan kembali menggunakan sepeda sebagai transportasi dan tidak menggunakan AC alias pendingin ruangan. Sumber energi kelistrikan yang digunakan haruslah berasal dari solar panel atau hydropower.

“Kita kurangi kebutuhan listriknya, ini hal yang buat manusia mudah nih, berani enggak tinggal di ibu kota tapi enggak pake AC? Lampunya semua harus yang LED dan alternatif energi ya. Kasarnya diet, diet resources, diet energi,” ujar dia.

Ketua Umum Green Building Council Indonesia, Iwan Prijanto, berpendapat senada. Ia menyebut tren dunia saat ini adalah dimulainya kesadaran merawat lingkungan.

Menurut dia, konsep kota masa depan itu mirip-mirip dengan kehidupan Batavia era 1940, atau Yogyakarta pada tahun 1960-1970-an. Kala itu, kota ukurannya kecil, populasi terjaga, dan dipenuhi sepeda. Sehingga kualitas udara bagus dan seluruh penjuru dapat dijangkau.

“Ukuran kota sustain itu net zero, kalau enggak harus pakai AC kenapa harus pakai? Kalau bisa ke warung pakai sepeda atau jalan kaki, kenapa harus pakai motor? Kalau kita bisa melakukan cara itu, baru bisa bicara teknologi, renewable energi. Hari ini kesadaran terhadap itu masih rendah,” ujarnya.(kumparan)