Para Ulama se-Jabar Sepakat Ogah Dukung Dedy Mulyadi

Eramuslim.com – Puluhan ulama Jawa Barat tergabung dalam ormas Gerakan ulama (Gema) Jabar menolak secara tegas Dedi Mulyadi menjadi Cagub Jabar 2018 mendatang.

Bahkan para ulama ini berencana akan memberikan masukan ke DPP Golkar agar tidak memberikan rekomendasi Cagub Jabar ke Dedi Mulyadi.

Bukan tanpa alasan, selama ini Dedi Mulyadi yang menjabat sebagai Bupati Purwakarta dianggap tidak pernah mendengar aspirasi umat Islam di Purwakarta.

”Saat ini Dedi Mulyadi menjabat sebagai ketua DPD Golkar Jabar. Oleh karena itu kita akan menyampaikan aspirasi ke DPP Golkar agar tidak memberikan surat rekomendasi Cagub Jabar,” kata Wakil ketua Gema Jabar KH Syirodjudin.

Rosyid mengatakan, Purwakarta yang dulunya terkenal dengan Kota Tasbih, semenjak dipimpin Dedi Mulyadi berubah menjadi Kota Patung.
”Meski patung ini hanya sebuah simbol, tapi ini bertentangan dengan umat Islam yang ada di Purwakarta. Nabi Ibrahim saja dulu menghancurkan patung, ini malah membangun patung,” katanya.

Lebih lanjut dia menjelaskan, Pilgub Jabar ini sangat penting. Jawa Barat sebagai provinsi yang memiliki jumlah penduduk terbesar di Indonesia jangan dipimpin oleh orang yang senang buat gaduh umat Islam.

”Umat Islam di Purwakarta dibuat gaduh dengan banyaknya patung. Apalagi kalau memimpin Jabar, akan membuat gaduh seluruh umat Islam yang ada di Jabar,” katanya lagi.

”Ini persoalan aqidah umat Islam. Mudah-mudahan partai Golkar ini bisa mendengarkan aspirasi para ulama di Jabar. Terkait siapa yang akan ditentukan oleh DPP terserah, yang penting jangan Dedi Mulyadi,” sambungnya.

Dia mengatakan, upayanya untuk menemui DPP akan secepatnya. Pihaknya akan berusaha sekuat tenaga untuk menjegal Dedi Mulyadi sebagai Cagub Jabar, karena dia meyakini ini adalah sebuah jihad fisabilillah.

”Gerakan kita ini pasti akan dinilai negatif oleh sebagian masyarakat. Tapi ini risiko sebuah perjuangan. Insya Allah mendapatkan rida dari Allah,” tegasnya.(kl/ps)

https://m.eramuslim.com/resensi-buku/konspirasi-penggelapan-sejarah-indonesia-eramuslim-digest-edisi-10.htm