Pemerintah Umumkan Harga Mie Instan Bakal Naik, Said Didu: Terkesan Mendorong Kenaikan, Padahal itu Milik Swasta

eramuslim.com – Dampak perang Rusia-Ukraina tampaknya akan mulai terasa dalam waktu dekat, yaitu kenaikan harga mie instan.

Imbas perang dari dua negara tersebut, jutaan ton gandum tidak bisa keluar sehingga pasokan gandum dunia terganggu.

Pemerintah belum lama ini mengumumkan bahwa harga mie instan akan naik hingga 3 kali lipat akibat pasokan gandum berkurang.

Sebagai informasi, Rusia dan Ukraina adalah negara penghasil gandum terbesar di dunia dan keduanya memasok sekitar 30-40 persen kebutuhan gandum dunia.

Mantan sekretaris BUMN, Muhammad Said Didu, mempertanyakan pemerintah yang terkesan mendorong kenaikan harga mie instan.

“Kok pemerintah sibuk sekali ngurusin dan terkesan mendorong kenaikan harga mie instan pdhl jelas-jelas itu milik swasta. Ada apa ?” tulis Said Didu pada Rabu (10/8).

Padahal, pihak yang memproduksi mie instan adalah swasta. Kesibukan pemerintah mengurusi hal ini tentu menimbulkan kecurigaan.

Sebelumnya, pemerintah mengumumkan harga mie instan bakal naik 3 kali lipat akibat pasokan gandum yang berkurang.

Mengutip CNBC (8/82022), Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan bakal ada dampak besar dari perang Rusia-Ukraina pada kenaikan harga mie instan di Indonesia. Ia bilang nilai kenaikannya signifikan.

“Belum selesai dengan masalah perubahan cuaca (climate change), kita dihadapkan Perang Ukraina-Rusia, dimana ada 180 juta ton gandum nggak bisa keluar, jadi hati-hati yang makan mie banyak dari gandum, besok harganya (naik) 3x lipat,” katanya dalam webinar Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Senin (8/8/22).

Ia menjelaskan kenaikan harga mie instan tak bisa dihindari mengingat bahan baku produk makanan instan tersebut sangat bergantung pada impor.

“Saya bicara ekstrem aja, ada gandum tapi harganya mahal banget. Sementara kita impor terus,” kata Syahrul.

Untuk diketahui, Rusia dan Ukraina adalah negara penghasil gandum terbesar di dunia. Keduanya menyuplai sekitar 30-40% dari kebutuhan gandum dunia. Dengan situasi perang saat ini, gandum menjadi langka karena pasokan terhambat. [Fajar]