Pemimpin yang Selalu Anjurkan Hemat, Tapi…

Eramuslim – Keputusan Jokowi membawa serta anak, mantu dan cucunya dalam kunjungan kerja ke Turki dan pertemuan G-20 di Hamburg, Jerman, menjadi cibiran rakyat Indonesia, baik di jagad dunia maya ataupun sesungguhnya.

Ini semua disebabkan kebijakan Jokowi sendiri yang mengeluarkan intruksi keras terkait efesiensi Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) tahun 2017, yang tertuang dalam Instruksi Presiden (Inpres) Nomor: 4 tahun 2017 tentang Efesiensi Belanja Barang Kementerian/Lembaga Dalam Pelaksanaan Anggaran Pendapatan Belanja Negara Tahun Anggaran 2017.

“Efesiensi belanja barang meliputi perjalanan dinas dan paket meeting, honorium tim/kegiatan, belanja operasional perkantoran, belanja jasa, belanja pemeliharaan, belanja barang, operasional dan non operasional lainnya,” bunyi diktum Kedua Inpres tersebut.

Dalam Inpres tersebut dengan jelas Jokowi menyebut penghematan “PERJALANAN DINAS”. Namun saat lawatan ke Jerman justru membawa seluruh anggota keluarga, termasuk 3 anaknya, menantu dan cucu. Yaa kalau cuma istri untuk menemani kegiatan Jokowi masih bisa diterima.

Kira-kira disebut apa pemimpin yang hanya bisa memeritahkan orang lain untuk melakukan sesuatu, sedangkan dirinya tidak???

Deputi Sekjen Forum Indonesia Untuk Transparasi Anggaran (FITRA), Apung Widadi menilai ini merupakan bentuk pemborosan anggaran negara.

“Itu pemborosan keuangan negara. Ini bertolak dengan citar Jokowi yang sederhana. Pencitraan Jokowi tepatnya,” ujar Apung pada hari Jumat (7/07) kemarin seperti dikutip Kompas.

Menurutnya, harusnya hanya istri Presiden yang dibawa dalam kunjungan ke luar negeri. Sebab, ibu negara yang akan mendampingi berbagai kegiatan Kepala Negara. Adapun keluarga lain seperti anak, menantu, dan cucu tidak akan mendampingi.

“Presiden tidak mampu memberikan keteladanan sederhana,” ujar Apung. (PI/Ram)