Pencopotan Baliho HRS Berujung Perang Opini, Teori Konspirasi: Berebut Mau Jadi KASAD?

Eramuslim.com – Manuver Panglima Komando Daerah Militer Jayakarta (Pangdam Jaya), Dudung Abdurrachman, menimbulkan perang opini di masyarakat.

Pada Jumat, 20 November 2020, di Monas, Jakarta Pusat, Pangdam Jaya mengakui dirinya yang memerintahkan anggotanya mencopot baliho Habib Rizieq Shihab.

Bahkan, Pangdam Jaya dengan tegas meminta organisasi Pront Pembela Islam (FPI), yang dipimpin Habib Rizieq, untuk dibubarkan jika terus memecah belah.

Kontan saja, tindakan berani tersebut, menimbulkan pro dan kontra. Utamanya di media sosial, dua suara dengan gelembung besar saling menyindir dan mengoreksi.

Dari media sosial Twitter, tiga suara mengemuka. Pertama, dari kelompok pro pemerintah yang menggunakan kata NKRI sebagai penyuara aspirasi atas kondisi saat ini.

Kelompok ini dengan gembira menyambut aksi Pangdam Jaya. Bagi mereka, perilaku FPI dan kelompoknya sudah sangat meresahkan situasi nasional.

Kedua, kelompok yang mendukung pernyataan politisi partai Gerinda, Fadli Zon. Narasi represi kembali digaungkan. Pemerintah, dalam hal ini TNI, dianggap berlebihan.