Pengacara Bantah Irjen Napoleon Aniaya M Kace

Selain itu, Ahmad Yani membantah jika dikatakan Napoleon memanfaatkan statusnya sebagai jenderal bintang 2 atau irjen di dalam rutan. Dia kembali mengungkit testimoni Syahganda dan Gus Nur, di mana Napoleon adalah jenderal yang humanis.

“Tanya saja kepada penjaga rutan, orang-orang yang ada di blok, apa betul dia memanfaatkan bahwa dia pangkatnya jenderal dan sebagainya seperti itu. Apakah tidak menghargai, menghormati, seperti itu. Napoleon Bonaparte ini adalah jenderal yang humanis. Itu bukan saya yang menyatakan. Itu Syahganda Nainggolan, Pak Gus Nur, yang pernah bersama-sama mereka di sana,” jelasnya.

Lebih lanjut, kata Ahmad Yani, berdasarkan kesaksian pentolan KAMI yang pernah ditahan di Rutan Bareskrim, Napoleon tidak mendukung aksi kekerasan di rutan. Dia menegaskan Irjen Napoleon memiliki sifat mengayomi.

“Tapi yang saya dapat info dari Gus Nur, Syahganda Nainggolan, Anton Permana, justru selama ini hampir 10 bulan lebih itu Pak Napoleon itu betul-betul mengingatkan sesama, jangan ada pemukulan, tindakan kekerasan, dan sebagainya. Makanya dia dianggap dibapakkan betul,” kata Ahmad Yani.

“Pak Napoleon itu jarang keluar kamar. Dia lebih banyak di dalam kamar, lebih banyak membaca. Kecuali diundang memberi sambutan, ceramah, memimpin upacara,” imbuhnya.

Sebelumnya, Irjen Napoleon Bonaparte diduga menganiaya tersangka kasus dugaan penistaan agama Muhammad Kece alias Kace. Polisi mengatakan Kace tidak melawan saat dipukul dan dilumuri kotoran manusia oleh Napoleon.

“Jadi pada saat NB (Napoleon Bonaparte) melakukan pemukulan dan melakukan perbuatan melumuri kotoran atau dengan tinja, itu si korban tidak melakukan perlawanan apa-apa,” ujar Dirtipidum Bareskrim Brigjen Andi Rian Djajadi kepada wartawan, Selasa (21/9).