Pengakuan Habib Rizieq Sangat Mengejutkan

Selanjutnya, Habib Rizieq mengungkapkan pernah ada pertemuan antara PA 212 dan GNPF Ulama dengan Presiden Jokowi yang memiliki kesepakatan baik, tetapi tidak terjadi.

Berikut pertemuan yang disebut Habib Rizieq Shihab dalam dupliknya:

A. Bahwa dialog antara saya (Habib Rizieq, red) dan kawan-kawan pemerintah Republik Indonesia sudah dibangun sebelum ada pertemuan saya dengan Bapak Budi Gunawan maupun Tito Karnavian di Saudi. Lalu berlanjut semakin baik setelah ada pertemuan tersebut.

B. Tanggal 25 Juli tahun 2017, saya selaku pembina GNPF Ulama ketika itu saya berada di kota Tarim negeri Yaman mengirim delegasi GNPF MUI yang dipimpin oleh ustaz Bahtiar Nasir ke Istana Negara di Jakarta bertemu Presiden Jokowi untuk dialog. GNPF MUI saat ini bernama GNPF Ulama dipimpin oleh Syekh Yusuf Martak.

C. Tanggal 22 April tahun 2018 saya yang juga pembina PA 212 persaudaraan alumni 212, saat itu saya berada di kota suci Makkah kembali mengirim delegasi PA 212 dipimpin oleh ustaz Slamet Maarif yang juga didampingi pimpinan GNPF Syekh Yusuf Martak ke Istana Bogor bertemu Presiden Jokowi juga untuk dialog.

D. Hasil dialog GNPF dan PA 212 dengan Presiden Jokowi sangat bagus namun lagi-lagi tidak terealisasi karena ada gerakan liar intelijen hitam yang tidak suka ada dialog rekonsiliasi antara ulama dan umara.

Dengan alasan-alasan tersebut, Habib Rizieq lantas menilai bahwa jaksa telah berburuk sangka kepadanya dengan menuding bahwa dirinya hanya mencari panggung ketika mengungkap dialog rekonsiliasi dengan Kepala BIN Budi Gunawan dan mantan Kapolri Jenderal (Purn) Tito Karnavian. [Fajar]