Pengakuan Jokowi soal Anies Ditampik Oposisi

Pada 2016, Anies dicopot sebagai menteri oleh Jokowi. Dua bulan berselang, tepatnya pada September 2016, Anies maju sebagai calon Gubernur DKI Jakarta dan diusung Gerindra-PKS, dua parpol yang berseberangan dengan pemerintah ataupun Koalisi Indonesia Kerja (KIK) pendukung Jokowi untuk Pilpres 2019.

“Orang banyak yang mengira saya dan Pak Anies itu ada masalah. Padahal tiap hari ketemu guyonan (bercanda),” ujar Jokowi saat membagikan sertifikat tanah di Cengkareng, Jakarta Barat, Rabu (9/1). Anies turut mendampingi Jokowi di acara tersebut.

Pengakuan Jokowi soal hubungan ‘manis’ dengan Anies ditampik oleh kubu Prabowo-Sandiaga. Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga, Andre Rosiade, menilai pernyataan Jokowi itu adalah bentuk strategi untuk mencari suara.

“Ini kan strategi, ya. Bagaimanapun, Pak Jokowi ingin menang pemilu. Kita tahu Pak Jokowi pro-Ahok. Jokowi dan seluruh partai pendukung dan relawannya itu pendukung Ahok. Pak Prabowo dan partai koalisinya adalah pendukung Anies Baswedan,” tutur Andre.

“Dengan berstrategi, ini analisis ya, bahwa beliau (Jokowi) mendekati Anies, jalan bersama Anies, menunjukkan bahwa Pak Jokowi punya hubungan baik dengan Anies, tidak punya masalah dengan Anies, harmonislah kesannya yang dibangun, dekatlah. Dalam pilpres ini, ujung-ujungnya kita tahu, ujung-ujungnya kan suara. Harapannya, pemilih Anies yang akan memilih Pak Prabowo, kalau bisa, pindahlah ke Pak Jokowi. Mungkin itu strateginya,” papar Andre, Rabu (9/1).

[dtk]