Penjelasan Soal Dugaan Mark Up LRT yang Diungkap Prabowo

Eramuslim – Kepala Proyek LRT Palembang, Mashudi Jauhar membantah tudingan Ketum Gerindra Prabowo Subianto yang menyebut adanya mark up dalam biaya proyek pembangunan light rail transit (LRT) di Palembang. Partai Gerindra memaparkan, anggaran pembangunan LRT Palembang jelas-jelas lebih mahal dibandingkan pembangunan LRT Jakarta.

“Kalau kami baca, biaya LRT Palembang ini memang lebih mahal dibanding LRT di Jakarta. Itu data ada di Kemenhub, ini pernyataan resmi dari Sekjen Kemenhub Sugihardjo (sekarang Staf Ahli Bidang Bidang Logistik dan Multimoda Perhubungan) bahwa LRT Jabodetabek lebih murah dari LRT Palembang,” ujar anggota Badan Komunikasi DPP Partai Gerindra, Andre Rosiade kepada wartawan, Kamis (21/6).

Penjelasan soal anggaran biaya LRT ini disebut Andre dikutip langsung dari data resmi milik Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Dia mengatakan, setidaknya biaya pembangunan LRT Palembang lebih mahal sekitar Rp 800 miliar dibandingkan LRT Jakarta. Angka ini didapatkan dengan menghitung selisih biaya pembangunan per KM LRT Palembang dan LRT Jakarta.

Di Jabodetabek per KM 264,7 miliar. Kalau Palembang itu per KM 296 miliar. Jadi ada selisih sekitar 32 miliar something per KM lebih mahal dibanding Jakarta. Jadi pengakuan Pak Prabowo nggak mengada-ada juga,” jelas Andre.

“Kalau dihitung 24,5 KM dikali 32 miliar itu hampir 800 miliar bedanya. Itu kan angka yang fantastis 800 miliar,” imbuhnya.

Naamun Andre belum mengetahui dari mana Pak Prabowo menemukan data mark up LRT Palembang. Dia menyatakan akan mempelajari data yang disebutkan Ketumnya. Andre juga mengaku belum bertemu Prabowo untuk mendapatkan penjelasan mendalam.