Penjual Koran Tua Ini Mengaku Pernah Menjadi Pengawal Bung Karno

Jika dirunut Bung Karno berkunjung ke Surabaya, tanggal 29 Oktober 1945, yakni pada waktu berkecamuknya pertempuran 10 November 1945, maka usia Waris saat itu masih 13 tahun, kemungkinan ia tidak mengikuti tentara Peta. Hanya mengikuti masyarakat Surabaya yang mengawal Presiden pertama RI ini.

“Waktu itu saya ikut teman-teman, diajak kesana-kemari, mengawal Bung Karno,” ungkapnya sambil mengingat.

Sementara, saat ditanya sejak kapan menetap di Surabaya, Waris mengatakan dirinya tinggal di Kota Pahlawan sejak kepemimpinan Wali Kota Purnomo Kasidi.

“Saya sejak Wali Kota Pak Purnomo Kasidi (1984-1994) di Surabaya, cukup lama. Tapi hidup dari kontrakan satu ke kontrakan lainnya,” ungkapnya.

Saat ini, dirinya berjualan koran di lampu merah perempatan Panjang Jiwo – Prapen Surabaya. Namun per hari ini, dia dilarang berjualan oleh pihak Pemkot Surabaya, dengan alasan lanjut usia.

“Sebelumnya saya kerja di beberapa perusahaan di Bali, bergerak dibidang bangunan (proyek). Karena tenaga sudah tidak ada, ya sekarang jualan koran di lampu merah. Tadi pagi datang orang Pemkot, enggak ngebolehin jualan lagi karena sudah tua,” ungkapnya.

Sementara saat ditanya, barang kenang-kenangan dari Bung Karno, Waris mengatakan tak punya.

“Hilang, enggak tahu kemana barang-barangnya antik itu,” pungkasnya.

Perlu diketahui, Waris sudah menikah empat kali, ketiga istri sebelumnya sudah meninggal. Saat ini Waris kembali menikah dengan Kasbi (50) dan dikaruniai lima anak.

Anak pertama Waris dan Kasbi yang pertama masih tinggal di rumah, dan sudah bekerja, yang kedua sudah ikut Suaminya, serta tiga terakhir masih duduk di bangku SD. [sc]