Perbedaan Gestur Salaman Bahlil ke Gibran dan Prabowo Tuai Sorotan, Gatot: Ada Kuda Troya di Kabinet

eramuslim.com – Mantan Panglima TNI, Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo, menyoroti perbedaan sikap Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia, saat berinteraksi dengan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.

Dalam sebuah diskusi yang rekamannya kini viral, Gatot mencermati bagaimana Bahlil bersikap biasa saja saat berjabat tangan dengan Prabowo.

“Ketika pak Prabowo dan mas Gibran jalan, menyalami para Menteri. Ketika Bahlil salaman dengan pak Prabowo, biasa aja,” ujar Gatot, seperti dikutip dari unggahan akun Instagram @anakabahsedunia.

Namun, Gatot menyoroti perubahan sikap Bahlil saat bersalaman dengan Gibran, di mana ia menunjukkan gestur lebih hormat dengan menunduk nyaris mencium tangan putra sulung Presiden Joko Widodo tersebut.

“Tapi begitu Gibran lewat, dia cium tangannya Gibran,” cetusnya.

Gatot kemudian memberikan analisisnya terkait gestur tersebut. Menurutnya, tindakan Bahlil bukan sekadar bentuk penghormatan, melainkan menunjukkan bahwa Gibran memiliki pengaruh politik yang besar.

“Kalau saya melihat ini, analisa saya ini, ini adalah pemimpin saya dan dia mempunyai kekuatan luar biasa maka saya harus mencium tangannya,” tuturnya.

Lebih lanjut, Gatot mengungkapkan kekhawatirannya sebagai mantan prajurit mengenai potensi ancaman politik yang mungkin terjadi di pemerintahan saat ini.

“Belum lagi, saya sebagai seorang tentara, saya selalu berpikir tentang ancaman,” tambahnya.

Ia bahkan mengibaratkan beberapa menteri sebagai “Kuda Troya” yang sedang mempersiapkan Gibran untuk menjadi pemimpin di masa depan.

“Jadi Menteri-menteri yang ada menurut analisa pribadi saya, itu semacam kuda Troya, masuk ke dalam untuk menyiapkan, menjadikan sang pangeran menjadi orang nomor satu,” sentilnya.

Sebagai informasi, Kuda Troya merujuk pada kuda kayu raksasa yang digunakan bangsa Yunani untuk menaklukkan kota Troya dalam mitologi Yunani.

Pernyataan Gatot ini semakin memperkuat spekulasi mengenai dinamika politik yang berkembang di dalam kabinet Prabowo-Gibran.

(Sumber selengkapnya: Fajar)

Beri Komentar