Pesan Khusus Ustaz Abdul Somad Untuk Jamaah Haji Indonesia

Karena itu, lanjut UAS, wukuf sejatinya mengingatkan setiap Muslim agar meninggalkan sifat-sifat sombong, termasuk ketika nanti kembali ke Tanah Air.

“Wuquf di Arafah. Semua atribut dilepas. Inilah miniatur Padang Mahsyar. Maka setelah pulang, jamaah hendaknya tidak sombong. Merasa sama dengan sesama kaum Muslimin. Hendaknya rendah hati, selalu ingat mati, siapkan bekal untuk akhirat. Dunia tempat menanam. Tetaplah berbisnis, tetapi jangan lupa untuk membangun masjid, sekolah gratis, dan lain-lain sebagai bekal menuju kematian,” papar UAS.

Satu prosesi yang mesti dilakukan tiap jamaah haji ialah melontar jumrah. Ini mengikuti jejak Nabi Ibrahim AS yang teguh pada pendiriannya, melaksanakan perintah Allah SWT. Sang Khalilullah itu mengusir setan yang berkali-kali merayunya untuk meninggalkan perintah Ilahi.

UAS mengingatkan, melontar jumrah adalah simbol permusuhan dengan setan. “Putuslah hubungan dengan setan (tidak mengikuti bujuk-rayu setan –Red). Bertaubat. Setelah pulang, mohon jangan disambung kembali dengan mengikuti (rayuan) setan,” kata dia.

Usai wukuf di Arafah, jamaah haji akan melakukan tawaf, yakni mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali putaran. Dai kelahiran Asahan, Sumatra Utara, ini menjelaskan, rukun haji ini memiliki makna regenerasi.

Dari Arafah, lautan manusia bergerak menuju pusat kiblat umat Islam itu. Satu gelombang tawaf usai, maka akan datang gelombang berikutnya sehingga Masjid al-Haram selalu ramai. Demikian tak henti-henti.

Jamaah haji diingatkan tentang pentingnya menumbuhkan generasi yang sehat fisiknya, kuat mentalnya, dan teguh imannya saat kembali ke keluarga dan lingkungan masing-masing.