PMKRI Tuding UAS Keblinger Dan Intoleran

“Alih-alih menjadi inspirator bagi kehidupan bersama yang baik, UAS malah menjadi provokator yang sangat mungkin merusak rasa persatuan yang selama ini diperjuangkan, dirajut, oleh setiap anak bangsa,” lanjut mereka.

Menurutnya (Ustadz) Abdul Somad terlalu jauh membicarakan apa yang dia sendiri tidak paham, yakni soal teologi Katolik tentang Salib, tentang Sengsara dan Wafat Yesus di Salib, juga tentang Keselamatan.

“Ketidakpahaman itu akhirnya membuat dirinya menyebut sosok yang tersalib sebagai jin kafir. Itu jelas menghina karena sosok yang tersalib itu adalah Yesus Kristus, Tuhan yang diimani oleh umat Katolik,” tulis PMKRI lagi.

Sebagai seorang terpelajar, lebih lanjut PMKRI, pernyataan (Ustadz) Abdul Somad itu sama sekali tidak mencerminkan intelektualitas, karena seorang terpelajar tidak akan merendahkan martabat intelektualnya dengan merendahkan keyakinan orang lain.

Sebelum mengakhiri pernyataan mereka, PMKRI menggarisbawahi lima hal.

Pertama, pernyataan (Ustadz) Abdul Somad tentang Salib dan jin kafir itu merupakan bentuk kekeliruan dan kebodohan besar karena dia tidak paham dasar teologis dari Salib dan Keilahian Yesus Kristus tetapi berani menyebut itu sebagai bahan olok-olokan.

Kedua, pernyataan (Ustadz) Abdul Somad itu berpotensi merusak rasa persatuan di tengah masyarakat mengingat hampir semua umat beragama yang ada di Indonesia adalah warga negara Indonesia.

Ketiga, PMKRI meminta Abdul Somad secara terbuka dan tulus menyampaikan permohonan maafnya kepada umat Katolik yang terlukai perasaannya karena pernyataan bodoh itu.

Keempat, PMKRI mengimbau  seluruh umat Katolik untuk tidak terprovokasi dengan pernyataan Abdul Somad itu dan tetap menjaga persatuan di tengah keberagaman yang ada.

Terakhir, PMKRI mengimbau pemuka agama untuk mengedepankan rasa persatuan daripada provokasi perpecahan. Para pemuka agama harus menjadi suri tauladan dan edukator bagi umat dan masyarakat.(kl/rmol)