Politik Sabun Cuci Rp. 2 Miliar ala Jokowi

Siti menilai pencitraan yang dilakukan Jokowi itu mengindikasikan baik timses maupun Jokowi sendiri sedang ketar-ketir untuk mengamankan kemenangan suara di Jawa Barat jelang Pilpres 2019.

Berkaca pada Pilpres 2014, kala itu Jokowi yang berpasangan dengan Jusuf Kalla kalah di wilayah provinsi tersebut. Kala itu, berdasarkan rekapitulasi KPU, Jokowi-JK mendapatkan suara 9.530.315 atau 40,22 persen di Jabar.

Siti menilai Jokowi sedang berupaya keras agar tak menelan pengalaman pahit untuk kedua kalinya di Jawa Barat dengan melakukan pendekatan ke segmentasi masyarakat pegiat UMKM.

“Mungkin survei internalnya menunjukkan senjang elektabilitas sementara sudah saling mengejar antara 01 dan 02 di Jabar. Fluktuasi elektabilitas terjadi, sehingga jarak elektabilitas tadi membuat kubu petahana underpressure kan gitu,” kata Siti.

Melihat kondisi itu, Siti beranggapan bahwa pegiat UMKM sabun cuci sengaja didekati Jokowi untuk menggarap segmentasi pemilih kelas menengah bawah di Jawa Barat.

Hal itu merupakan strategi Jokowi untuk meraih simpati sekaligus untuk memecah monopoli kekuatan pasangan Prabowo-Sandiaga di Jawa Barat pada Pilpres 2019.

“Tukang sabun kan tetap aja ceruk dukungan, dia [Jokowi] ingin menyakinkan bahwa Jabar ini tak menjadi ceruk dukungan dari paslon 02, ini serangan balik [Jokowi] ke Jawa Barat, sehingga apapun yg dianggap seksi dan strategis ya digarap,” kata Siti.

Politik Simbol untuk Menunjukkan ‘Jokowi Bersih’

Peneliti politik lainnya dari LIPI , Wasisto Raharjo Jati menilai Jokowi secara tidak langsung sedang memainkan politik simbol ‘sabun cuci’ untuk mencitrakan dirinya sebagai sosok yang bersih di mata masyarakat.