Prabowo: Kita Mungkin Kurang Uang, Tapi Kita Harus Terus Berjuang

Eramuslim.com – Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menyinggung soal keadilan sosial yang masih belum terlihat, khususnya bagi kaum yang lemah. Dalam pidatonya yang disiarkan langsung di akun Facebooknya, Prabowo menyebut seluruh elemen masyarakat memiliki tugas untuk bersama-sama menghadirkan keadilan sosial.

Dengan kondisi ini, kata Prabowo, maka Gerindra bertugas untuk bertarung agar kekuatan pemodal tidak terus berkuasa. Pun, pemerintah saat ini yang seakan sudah menyimpang dari Pancasila dan UUD 1945.

Prabowo mengingatkan kader Gerindra agar tak takut berjuang. “Saya mohon, saudara-saudara, marilah kita percaya bahwa kita memiliki tugas yang mulia. Tugas kita berat, sungguh berat,” ujar Prabowo saat menyampaikan pandangan politiknya melalui akun Facebook, Selasa (19/6).

Dalam menghadapi penguasa, Prabowo mengakui kubunya kurang dari segi uang.

“Kita menghadapi keadaaan yang sangat sulit. Kalau dibandingkan dengan kekuatan-kekuatan lain, mungkin kalah jumlah uang. Kita tidak punya uang,” kata Prabowo.

“Kita tidak punya koran, tidak punya televisi. Ini baru mulai TV kita sendiri. Dengan sumber yang terbatas. Tapi dalam keadaan ini, dalam survei evaluasi kita sendiri, dan kelompok independen, Gerindra terus meningkat di hadapan rakyat,” tuturnya.

Prabowo mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama membela keadilan, kebenaran, dan kejujuran. Karena itu, kata dia, Gerindra harus berjuang untuk menghadirkan pemimpin yang bersih, beramanah, dan tidak berkhianat kepada bangsa dan negara.

“Gerindra, sungguh-sungguh kita ingin memberi kepada rakyat Indonesia pemimpin yang bersih, baik amanah, yang tidak berkhianat kepada rakyat dan bangsa. Sungguh-sungguh kita menawarkan kepada rakyat Indonesia kandidat calon yang ingin bekerja sebaiknya untuk bangsa Indonesia, bukan untuk memperkaya dan keluarganya sendiri,” tegasnya.

Dalam awal pidatonya, Prabowo menyebut arah kehidupan berbangsa dan bernegara saat ini berada di jalur yang salah. Menurutnya, sistem bernegara saat ini, baik sistem politik dan ekonomi menyimpang dari cetak biru yang dibangun oleh pendiri bangsa, yaitu menyimpang dari ideologi Pancasila dan UUD 1945.[kk/kmp]