Presiden Jokowi Dinilai Salah Besar, Politikus Demokrat: Rakyat Menjerit Karena Lapar

Eramuslim.com – Ada catatan untuk Presiden Joko Widodo (Jokowi) dari Partai Demokrat. Demokrat menyebut jeritan rakyat bukan karena berlakunya PPKM, melainkan karena lapar.

Politikus Demokrat, Rachland Nashidik bersuara lantang soal ini. Alasan yang dibeberkan Presiden soal lockdown dianggap keliru.

Sebelumnya, Jokowi membeberkan alasan pemerintah tidak memberlakukan lockdown. Jokowi menyebut karena masyarakat menjerit saat PPKM berlangsung.

“PPKM darurat itu kan namanya semi-lockdown. Itu masih semi saja sudah,” kata Jokowi, dikutip melalui akun Youtube Sekretaris Presiden.

Jokowi mengaku sudah masuk ke kampung. Preiden juga mengaku masuk ke daerah.

“Semuanya menjerit minta untuk dibuka, saya rasa bapak ibu juga sama mengalami yang sama,” tambah presiden.

Pernyataan presiden itu dinilai salah besar oleh Rachland Nashidik. Respons pun meluncur.

“Menjerit karena lapar, Pak,” katanya melalui akun Twitter pribadi @RachlanNashidik Jumat, 30 Juli 2021.

Yang membuat rakyat menjerit, menurutnya adalah rakyat seolah dikurung, tetapi tak diberi makan.

“Di suruh di rumah tapi tak diberi makan. Makanya negara kasih makan rakyat dong. Itu syaratnya lockdown,” tambahnya.

Dirinya juga menyebut ada kekompakan pendukung Jokowi dan buzzer yang menolak ide lockdown.

“Ini kenapa BuzzeRp dan Jokower kompak menyerang sengit ide lockdown — seolah ini ancaman besar bagi keselamatan negara? Lha lockdown atau karantina wilayah itu ada di dalam UU yang disahkan oleh Jokowi sendiri pada 2018!,” jelas Rachland Nashidik.

Menurutnya, alasan utama Jokowi menolak lockdown bukan karena keselamatan negara.

“Bahwa Presiden menolak lockdown atau karantina wilayah, itu bukan lantaran mengancam keselamatan negara. Melainkan Presiden mau menempatkan anggaran kesehatan rakyat dalam keseimbangan dengan anggaran pembangunan infrastruktur!,” pungkasnya. [Fajar]