Refly Harun: Ahok Berani Petantang-Petenteng karena Cantolannya Jokowi

“Ahok pun masih percaya diri meski cantolannya Erick Thohir sama-sama ke presiden. Tapi Ahok kan punya sejarah panjang dengan Jokowi. Lumayan kerja sama dari 2012 (saat menjadi Wakil Gubernur DKI Jakarta), paling tidak ada chemistry di sana. Terbukti ketika Ahok keluar dari masa penahanan Lembaga Pemasyarakatan, langsung diangkat jadi komut,” kata Refly.

Refly Harun juga menyinggung Juru Bicara Kementerian BUMN Arya Sinulingga yang biasanya kerap menimpali omongan orang lain, tidak banyak berkomentar soal kritik Ahok kepada Kementerian BUMN.

“Arya sinulingga pun yang boros omongan, enggak berani langsung. Dia akan mengukur, kalau ada kekuatan, siapa yang tersingkir. Itulah yang kita lihat BUMN dalam kacamata power struggle,” ujar Refly.

Terkait sindiran Ahok kepada Direktur Pertamina yang tidak menganggap Ahok sebagai komisarisnya, terutama dalam hal pergantian direksi, Refly menilai ada benarnya.

Sebagai mantan Komut Jasa Marga dan Komut Pelindo I, dia mengungkapkan sering kali komisaris di BUMN hanya menjadi pajangan saja, banyak yang tidak dianggap sehingga komunikasi direksi langsung ke Menteri BUMN.

Padahal, Komisaris BUMN merupakan perpanjangan tangan dari pemegang saham mayoritas, yaitu pemerintah dan pemegang saham publik. Tapi, dalam keseharian, para direksi kerap potong kompas langsung berkomunikasi ke menteri.

“Jadi Ahok baru paham bagaimana tidak profesionalnya BUMN kita, terutama kalau sudah menyangkut pergantian direksi. Biasanya komisaris bisa dilampaui, para direksi langsung lobi ke kementerian. Padahal ada aturan dalam BUMN kita, nominasi (calon direktur) setidaknya melibatkan dewan komisaris,” ujarnya. (*)