Riset I2: Al-Quds Satukan Netizen di Indonesia

Untuk diketahui, Jokowi meminta Menlu memanggil Dubes AS untuk RI agar menyampaikan pernyataan sikap pemerintah kepada Pemerintah AS, berkomunikasi dengan negara-negara yang tergabung di OKI, meminta PBB bersidang, hingga sikap-keras Presiden Jokowi dalam mengecam kebijakan Trump. Untuk hal yang terakhir ini, kata Rustika, netizen memberikan apresiasi kepada Jokowi.

Rustika juga mengungkapkan, dukungan kepada Palestina merupakan percakapan terbesar kedua di linimasa pasca keputusan Trump. Netizen, kata dia, menolak atas keputusan AS yang dilakukan secara sepihak tanpa melibatkan pihak lain. Netizen mengaku khawatir keputusan Trump tersebut dapat memicu instabilitas dunia dan memantik kemarahan umat Islam.

I2 menemukan sebanyak 42 persen sentiment negatif yang dilontarkan netizen atas isu ini. Sentimen ini banyak dimunculkan dari pemilihan kata-kata yang negatif terkait keputusan sepihak Trump tersebut. Seperti juga pernyataan Jokowi yang mengecam, kata yang dipakai netizen lebih banyak dimunculkan dari kata yang memberikan persepsi negatif seperti kecaman, amarah, menolak, mengutuk, perang dan provokasi.

Sementara sentiment positif sebesar 29 persen lebih banyak dinyatakan dari dukungan, dorongan dan simpati netizen kepada Palestina. Sementara sentiment netral lebih banyak karena bicara soal fakta atau liputan pemberitaan. Termasuk juga komentar netizen Malaysia dan Indonesia yang membandingkan pernyataan PM Malaysia dengan Presiden RI.

Menurut Rustika, sebanyak 49 persen netizen menunjukkan emosi Trust yang menunjukkan dukungannya terhadap keputusan Presiden Jokowi, dukungan pada Palestina, menolak keputusan Trump, hingga ajakan boikot produk AS. “Emosi terbesar kedua, anticipation, sebesar 25 persen dimunculkan dari harapan dan empati netizen,” paparnya.

Emosi ini diantaranya dihadirkan dari keinginan netizen agar Trump mengurungkan niatnya serta harapan agar Yerusalem tetap dibiarkan sebagai kota suci untuk tiga agama.