Rizal Ramli: Isu Islam Radikal Sengaja Dihembuskan untuk Tutupi Kemesraan Jokowi-China

Dalam menyelesaikan masalah itu, RR menjelaskan bahwa Soekarno meminta bantuan kepada Presiden Amerika Serikat John F Kennedy untuk menekan Belanda, agar mengembalikan Papua kepada Indonesia.

“Bung Karno pinter dia. Dia beli (alutsista ke Rusia) dapat diskon tinggi. Angkatan Laut Indonesia, Angkatan Udara Indonesia jadi paling kuat di Asia. Habis itu dia ke Washington ketemu Kennedy,” tutur Rizal Ramli.

“Soekarno langsung block Kennedy, ‘kalau kamu kasih Papua ke orang Belanda, saya punya Angkatan Laut, Angkatan Udara paling kuat’. Yang harusnya Amerika dukung Papua ke Irian, akhirnya Kennedy enggak, ke Indonesia saja,” sambungnya.

Namun pada hari ini, Rizal Ramli melihat pergeseran geopolitik yang ada justru ikut mengubah prinsip hubungan internasional Indonesia, yang mulanya berprinsip bebas aktif pada zaman Bung Karno menjadi lebih dominan ke satu pihak saja.

“Hari ini gimana? Indonesia buat orang yang mengerti, analis yang mengerti dari luar negeri, sudah tahu. Ini lebih pro Beijing (China). Tetapi tertutup oleh isu Islam Radikal,” paparnya.

Oleh karena itu, Rizal Ramli berkesimpulan isu Islam Radikal yang mengemuka di publik sengaja dimunculkan pemerintahan Presiden Joko Widodo, guna menutup hubungannya yang begitu erat dengan China.

“Negara-negara seperti China, Rusia, Eropa, Amerika, enggak suka Islam radikal kuasai Indonesia. Oleh karena itu dia lihat, yang kuasa kan pompa terus (isu) Islam Radikal, sengaja. Secara interasional image Indonesia cukup sangat anti Islam radikal radikul,” tutur Rizal Ramli.

“Jadi ke tutup. Kalau begitu, oke lah biar saja dia yang kuasa. Padahal ada bahaya, ini pemerintah makin lama makin dekat sama Beijing begitu,” pungkas Rizal Ramli.[konfrontasi]